baiknya kita menyampaikan yang baik, berkata yang baik, menulis yang baik, dan komentar yang baik.
Thursday, December 15, 2011
Pesan Syirik Masa Kini
Coba ya kita buktikan, insya Allah, dan bacalah: "Bismillahirahmanirrahim: Innaka la minal mursalin 'ala shiratimmustaqim tanzilal azizir rahim litunziraqaumamma unzira aba uhum fahum ghafilun". Tolong kirim potongan ayat dr surat Yasin ini, minimal kpd 13 orng. Insya Allah dlm 2 jam kmudian anda akn mendengar kbr baik & mndpat kbahagiaan. Demi Allah & jgn dhpus seblum dsebar ya, kita berbagi doa ke sesama muslim = 2jm sesudh kt laksnakan, trnyata rizki datang...
Aneh bln Desember th 2011 punya: 5 hari Jumat, 5 hari Sabtu dan 5 hari kamis. Silakan dicek. Hal ini hanya terjadi setiap 823 tahun. Tahun ini disebut "Kantong Uang" berdasarkan Feng Shui di China . Menarik 'kan? - Silakan baca terus! Tahun ini akan kita alami empat tanggal yg luar biasa, yaitu: 1/1/11, 1/11/11, 11/1/11, 11/11/11 Dan bukan itu saja...Ambil dua digit terakhir dari tahun kelahiran Anda, lalu ditambah usia anda dlm tahun ini. Hasilnya pasti 111. Ini berlaku utk semua orang di seluruh dunia. Aneh tapi Benar! Krn Tahun ini adalah Tahun Uang/Money!!! Kata Feng Shui di China : Apabila Anda meneruskan info penting ini minimal kpd delapan teman baik Anda, uang akan muncul spt Air dlm 4 hari mendatang sbg rezeki Anda. Mereka yg tidak melanjutkan info penting ini tidak akan apa2, hanya tidak akan menerima Uang/Money. Sangat misterius, tapi boleh dicoba toh tdk ada ruginya! Good luck...
Pesan seperti di atas, sering kita terima melalui SMS ataupun BBM. Terkesan unik dan terkesan memberi pencerahan di saat kita tengah sibuk menikmati jamuan rutinitas duniawi. Kita akan memperoleh keberuntungan dengan menyebarkan pesan tersebut dan bahkan sebaliknya, ada pesan yang sedikit memberikan ancaman apabila kita mendiamkan pesan tersebut. Namun pada sebagian kita mungkin juga ada yang tak peduli dengan pesan tersebut, cuek karena memang seringnya kita melihat pesan-pesan yang serupa.
Namun, terlepas dari niat Si Pembuat pesan tersebut yang mungkin berniat untuk menasihati, memberikan hiburan dan niat-niat baik yang lainnya. Melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan bahwa pesan-pesan tersebut mengandung kesyirikan, mengandung pesan untuk kita mencari tuhan selain Allohu ta’ala.
Mengapa demikian?
Perhatikan di setiap ujung pesannya, pesan yang menjanjikan rezki, yang menjanjikan keberuntungan apabila kita menyebarkan pesan tersebut.
Lalu di mana letak kesyirikannya?
Jika kita Muslim, jika kita Mukmin, maka tentu kita harus paham bahwa salah satu konsekuensi logis dari ikrar kita yang menyatakan tidak ada Rabb selain Allohu ta’ala adalah kita mengakui bahwa Alloh-lah satu-satunya Pencipta kita, Dialah yang kemudian memberi rezeki pada seluruh makhlukNya, Dialah satu-satunya pemilik hukum atau aturan yang wajib kita taati dan kita tidak boleh tawar-tawar lagi.
Perhatian firman Alloh berikut ini:
“Katakanlah, 'Siapakah Tuhan langit dan bumi?' Jawabnya, 'Allah'…” (QS. Ar-Ra’d [13] : 16)
“Allah menciptakan segala sesuatu…” (QS. Az-Zumar [39] : 62)
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang
memberinya rizkinya…” (QS. Hud [11] : 6)
Maka ketika ada sesuatu atau hal selain Alloh dan selain perintahNya yang kemudian dengannya kita meyakini akan mendapatkan rizki dan sebagainya. Maka sesungguhnya kita telah memindahkan hak Alloh sebagai Rabb kita kepada sesuatu atau hal tersebut. Sekadar meyakini saja merupakan hal yang bathil, hal yang syirik kepadaNya, apalagi setelah meyakini hal tersebut kemudian kita menyebarluaskannya? Yah…kita sedang mendakwahkan kesyirikan.
Mungkin sebagian dari kita menganggap tulisan ini berlebihan, sebab tidak ada maksud ke arah kesyirikan sebagaimana penulis uraian di atas. Mungkin juga sebagian di antara kita hanya bermaksud iseng menyebarkan, iseng menghibur kawan yang lain dengan pesan tersebut, atau bahkan memang sedikit “takut” jika tidak menyebarkan pesan tersebut akan benar terjadi sesuatu atau lebih parahnya malah sebaliknya yaitu “untung-untungan” siapa tahu pesan tersebut benar akan membawa keberuntungan.
Jika memang demikian, sesungguhnya kita berada dalam tepi jurang api Neraka yang mengerikan. Karena sesungguhnya, kita telah menjadi Muslim yang belum paham benar ketauhidan dan karena sesungguhnya kita telah menjadi Muslim yang belum paham kandungan sesungguhnya kalimat syahadat yang sering kita ucapkan.
Padahal jika Alloh telah mengatakan:
“Dan tidak akan Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzaariyat [51] : 56)
Maka sesungguhnya, sesuatu yang berkaitan dengan pengakuan penyembahan kita yang hanya semata-mata kepadaNya adalah sesuatu hal yang mutlak. Karena itu menjadi tujuan utama kita di dunia ini. Dan logikanya, barang siapa yang menjadikan tujuan utamanya itu sebagai bahan bercandaan, iseng dan sesuatu yang diragukan, bukankah itu menjadi sesuatu hal yang membahayakan bagi dirinya?
Pembaca yang dirahmati Alloh...
Hendaknya kita sangat berhati-hati dalam hal ini. Karena sesungguhnya inilah hal yang sangat menentukan nasib kita di akhirat kelak. Diterima dan tidak diterimanya amal kita sangat tergantung dengan bagusnya hal ini. Hal ini pulalah yang menjadi pembeda antara Islam dengan agama-agama palsu yang lain.
Di akhir zaman yang penuh fitnah ini, mari kita kuatkan ilmu kita. Mari kita kuatkan pengetahuan tentang tauhid kita secara benar. Dan kemudian kita aplikasikan dengan nyata di setiap sisi kehidupan kita. Tak terkecuali bagaimana menghadapi pesan kesyirikan masa kini. Jangan diamkan pesan itu, karena sesungguhnya Anda telah mendiamkan sesuatu yang mampu membunuh tujuan penghambaan kaum Muslimin. Mari kita balas dengan ikhlas ingin berdakwah, santun dan tegas. Nyatakn bahwa hal itu adalah hal musyrik yang tidak patut untuk disebarluaskan...!
“Ya Alloh kami memohon kepadaMu ilmu dan petunjuk agar mampu melawan segala arus kesyirikan di akhir zaman ini. Kumpulkanlah kami dengan hamba-hambaMu yang sholeh dan yang lurus bertauhid kepadaMu. Jadikan setiap gerak hidup kami adalah wujud penghambaan yang benar kepadaMu hingga akhir nafas terakhir pemberianMu. Aamiin.
Wallahu ‘alam.
Sunday, December 11, 2011
Jilbab Punuk Onta
Beginilah Gambar Perempuan Yang Kepalanya Ibarat Punuk Onta, Yang Disebutkan Oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam Dalam Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim dan Lainnya Bahwasanya Mereka Tidak Akan Masuk Surga dan Tidak Akan Mencium Bau Wangi Surga, Padahal Bau Wangi Surga Bisa Dicium Dari Jarak Yang Sangat Jauh..
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda”
( صنفان من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ونساء كاسيات عاريات مائلات مميلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وان ريحها لتوجد من مسيرة كذاوكذا )
رواه أحمد ومسلم في الصحيح .
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,
1. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim],
2. dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.
(HR. Muslim dan yang lain).
Penjelasan Hadits Menurut Para Ulama:
Imam An Nawawi dalam Syarh-nya atas kitab Shahih Muslim berkata:
“Hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam. Apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi…
Adapun “berpakaian tapi telanjang”, maka ia memiliki beberapa sisi pengertian.
Pertama, artinya adalah mengenakan nikmat-nikmat Allah namun telanjang dari bersyukur kepada-Nya.
Kedua, mengenakan pakaian namun telanjang dari perbuatan baik dan memperhatikan akhirat serta menjaga ketaatan.
Ketiga, yang menyingkap sebagian tubuhnya untuk memperlihatkan keindahannya, mereka itulah wanita yang berpakaian namun telanjang.
Keempat, yang mengenakan pakaian tipis sehingga menampakkan bagian dalamnya, berpakaian namun telanjang dalam satu makna.
Sedangkan “maa`ilaatun mumiilaatun”, maka ada yang mengatakan: menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan apa-apa yang seharusnya mereka perbuat, seperti menjaga kemaluan dan sebagainya.
“Mumiilaat” artinya mengajarkan perempuan-perempuan yang lain untuk berbuat seperti yang mereka lakukan.
Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” itu berlenggak-lenggok ketika berjalan, sambil menggoyang-goyangkan pundak.
Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” adalah yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas, yaitu model para pelacur yang telah mereka kenal.
“Mumiilaat” yaitu yang menyisirkan rambut perempuan lain dengan gaya itu.
Ada yang mengatakan, “maa`ilaat” maksudnya cenderung kepada laki-laki.
“Mumiilaat” yaitu yang menggoda laki-laki dengan perhiasan yang mereka perlihatkan dan sebagainya.
Adapun “kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta”, maknanya adalah mereka membuat kepala mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-punuk unta. Ini adalah penafsiran yang masyhur.
Al Maaziri berkata: dan mungkin juga maknanya adalah bahwa mereka itu sangat bernafsu untuk melihat laki-laki dan tidak menundukkan pandangan dan kepala mereka.
Sedang Al Qoodhiy memilih penafsiran bahwa itu adalah yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas. Ia berkata: yaitu dengan memilin rambut dan mengikatnya ke atas kemudian menyatukannya di tengah-tengah kepala sehingga menjadi seperti punuk-punuk unta.
Lalu ia berkata: ini menunjukkan bahwa maksud perumpamaan dengan punuk-punuk unta adalah karena tingginya rambut di atas kepala mereka, dengan dikumpulkannya rambut di atas kepala kemudian dipilin sehingga rambut itu berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan kepala.
Fatwa Syaikhuna Fadlilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rahimahullah:
Pertanyaan :
السؤال : هل ما تفعله بعض النسوة من جمع شعورهن على شكل كرة في مؤخرة الرأس ، هل يدخل في الوعيد : ” نساء كاسيات عاريات … رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الجنة ….” ؟
Apakah perbuatan yang dilakukan sebagian wanita berupa mengumpulkan rambut menjadi berbentuk bulat (menggelung/menyanggul) di belakang kepala, masuk ke dalam ancaman dalam hadits :
نساء كاسيات عاريات … رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الجنة …“…Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang… kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga…“ ?
Jawaban :
الجواب :
أما جمع المرأة رأسها للشغل ، ثم بعد ذلك ترده ، فهذا لا يضر ، لأنها لا تفعل هذا زينة أو تجملا ، لكن للحاجة ، وأما رفعه وجمعه على سبيل التزين ، فإن كان إلى فوق فهو داخل في النهي ، لقوله صلى الله عليه وسلم : [ رؤوسهن كأسنمة البخت …] ، والسنام يكون فوق.
Adapun jika seorang wanita menggelung rambutnya karena ada kesibukan kemudian mengembalikannya setelah selesai, maka ini tidak mengapa, karena ia tidak melakukannya dengan niat berhias, akan tetapi karena adanya hajat/keperluan.
Adapun mengangkat dan menggelung rambut untuk tujuan berhias, jika dilakukan ke bagian atas kepala maka ini masuk ke dalam larangan, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam :
رؤوسهن كأسنمة البخت …“…kepala-kepala mereka seperti punuk unta…”, dan punuk itu adanya di atas…“
Sumber : “Liqo’ Bab al-Maftuh” kaset no. 161.
Fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah:
Pertanyaan :
لسائل: ما حكم جمع المرأة لشعرها فوق رَقَبَتِهَا وخلف رأسها بحيث يعطي شكلاً مكوراً مع العلم بأن المرأة حين تتحجب يظهر شكل الشعر من خلف الحجاب ؟.
Apa hukum seorang wanita mengumpulkan (menggelung/sanggul) rambutnya di atas lehernya dan di belakang kepalanya yang membentuk benjolan sehingga ketika wanita itu memakai hijab, terlihat bentuk rambutnya dari belakang hijabnya?
Jawaban :
الشيخ: هذه خطيئة يقع فيها كثير من المتحجبات حيث يجْمَعْن شعورهن خلف رؤوسهن فَيَنْتُؤُ من خلفهن ولو وضعن الحجاب من فوق ذلك، فإن هذا يخالف شرطا من شروط الحجاب التي كنت جمعتها في كتابي حجاب المرأة المسلمة من الكتاب والسنة ومن هذه الشروط ألا يحجم الثوب عضوا أو شيئا من بدن المرأة،فلذلك فلا يجوز للمرأة أن تكور خلف رأسها أو في جانب من رأسها شعر الرأس بحيث أنه يَنْتُؤُ هكذا فيظهر للرأي ولو بدون قَصْدٍ أنها مشعرانية أو أنها خفيفة الشعر يجب أن تسدله ولا تُكَوِمَهُ .
Ini adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab, dimana mereka mengumpulkan rambut-rambut mereka di belakang kepala mereka sehingga menonjol dari belakang kepalanya walaupun mereka memakai jilbab di atasnya. Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang telah kukumpulkan dalam kitabku “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal Kitab was Sunnah”.
Dan diantara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut, oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu, sehingga tampaklah bagi penglihatan orang walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.
Sumber : “Silsilatul Huda wan Nur“.
Fatwa ‘Al-Lajnah Ad-Da’imah’ 2/27:
Pertanyaan:
” السؤال : هل يجوز أن نعتقد كفر النساء الكاسيات العاريات لقول النبي صلى الله عليه وسلم : ( لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها ) الحديث ؟
Apakah boleh kita berkeyakinan tentang kafirnya para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam: “Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali” (Al-Hadits)?.
والجواب :
يكفر من اعتقد حل ذلك منهن بعد البيان والتعريف بالحكم ، ومن لم تستحل ذلك منهن ولكن خرجت كاسية عارية فهي غير كافرة ، لكنها مرتكبة لكبيرة من كبائر الذنوب ، ويجب الإقلاع عنها ، والتوبة منها إلى الله ، عسى أن يغفر الله لها ، فإن ماتت على ذلك غير تائبة فهي تحت مشيئة الله كسائر أهل المعاصي ؛ لقول الله عز وجل : ( إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ) ” انتهى.
Jawaban:
Siapa saja yang meyakini akan halalnya hal itu dari kalangan para wanita padahal telah dijelaskan kepadanya [kalau tidak halal] dan diberi pengertian tentang hukumnya, maka ia kafir.
Adapun yang tidak menghalalkan hal itu dari kalangan para wanita akan tetapi ia keluar rumah dalam keadaan berpakaian tapi telanjang, maka ia tidak kafir, akan tetapi ia terjerumus dalam dosa besar, yang harus melepaskan diri darinya dan taubat daripadanya kepada Allah, semoga Allah mengampuninya. Jika ia mati dalam keadaan belum bertaubat dari dosanya itu maka ia berada dalam kehendak Allah sebagaimana layaknya para ahli maksiat; sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. An-Nisaa’: 48). Selesai. Fatwa ‘Al-Lajnah Ad-Da’imah’ 2/27.
Kesimpulan:
Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup.
“Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab: 36 ]
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..”
[Q.S. Al Hujaraat : 15]
Kalau kita cermati dengan seksama maka akan jelas sekali bahwa saat ini banyak kaum wanita yang telah melakukan apa yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dalam hadits tersebut, yaitu memakai jilbab yang dibentuk sehingga mirip punuk onta. Kalau berjilbab seperti ini saja tidak masuk surga, bagaimana pula yang tidak berjilbab?
Inti dari larangan dalam hadits tersebut adalah bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak benar sebagaimana firman Allah:
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu (bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu“. (QS. Al-Ahzaab: 33).
Adapun ketika dirumah dan dihadapan suami, maka para isteri diperbolehkan berdandan dengan cara apa saja yang menarik hati suaminya, bahkan tanpa mengenakan sehelai kainpun juga boleh, tidak haram, bahkan berpahala.
Semoga jelas dan bermanfaat..
Perempuan Yang Tidak Berjilbab Dengan Jilbab Sesuai Aturan Syari’at Bukan Hanya Rusak Untuk Dirinya Sendiri, Akan Tetapi Juga Merusak Orang Lain?!!
Berjilbab Dengan Benar.. Tubuh Ditutup Jilbab dan Hati Dihiasi Akhlakul Karimah.. Tidak Ada Alasan Memperbaiki Hati Dulu Sebelum Berjilbab.. Yang Benar Adalah Keduanya Wajib Dikerjaan Bersamaan; Tubuh Di Jilbab-in dan Hati Di Bener-in.. Selamatkan Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka.. Mulailah dari Sekarang Sebelum Terlambat.. Sebelum Ajal Datang Menjemput.. Sesal Dahulu Pendapatan, Sesal Kemudian Tiada Guna.. BerIslam Secara Total [Kaaffah] dan Tidak Setengah-Setengah.. Allah Mencintai Anda.. Allah Meridhai Anda.. Allah Memberikan Barokah Kepada Anda.. Carilah Ridha Allah dan Jangan Takut Hinaan Manusia.. Jangan Terbalik, Mencari Ridha Manusia Padahal Mendatangkan Murka Allah.. Anda Bisa dengan Pertolongan Allah.. Mulailah dari Sekarang.. Mulailah dari Sekarang.. Mulailah dari Sekarang.. Sebelum Terlambat!!!.. Sebelum Menyesal!!.. Mantapkan Hatimu.. Melangkahlah.. Allah Menolongmu.. Allah Membantumu.. Allah Bersamamu.. Bismillah Tawakkaltu ‘Alallooh…
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
( Al-Qur’an Surat 33 Al-Ahzaab Ayat 59).
Read This
Syaikh ‘Abdul Maalik Al Qoosim: “Aku heran pada orang yang lima kali membasuh wajahnya setiap hari, memenuhi panggilan mu’adzdzin, tetapi tidak mencuci hatinya sekalipun dalam satu tahun agar menghilangkan kotoran ketergantungan terhadap dunia, kelamnya hati dan buruknya akhlaq.”
"Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang tidak menonjolkan diri, taqwa, & shalih. Apabila tidak hadir, mereka tak dicari cari. Apabila hadir mereka tak dikenali. Mereka bagaikan lentera lentera petunjuk yang menerangi setiap kegelapan." (HR. Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib, hasan)
ibnul qayyim al jauziyah berkata: "Sungguh suatu kezaliman dan kebodohan kalau engkau memohon penghormatan dan pengagungan dari manusia, sementara hatimu kosong dari mengagungkan dan menghormati Allah swt."
"Seandainya aku melakukan kebenaran sembilan puluh sembilan kali dan melakukan kesalahan sekali, sungguh manusia akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut".
(perkataan Asy Sya'bi rohimahulloh dalam Tahdzib Siyar A'lam An Nubala, 1/392).
“Semenjak kenal manusia, aku tidak senang pujian mereka, dan juga tidak benci celaan mereka.” Ada yang bertanya, “Kenapa bisa demikian?” beliau menjawab, “Karena mereka yang memuji itu berlebih-lebihan dan mereka yang mencela itu terlalu meremehkan.” -Malik bin Dinar-
(Shifatus Shafwah : III/276)
“Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dalam Riyadush Shalihin menghasankannya)
Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak berfatwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu (wallahu a'lam bish showab) . (Imam al-Ghazali). Subhanallah...
Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Imam Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab = ” Pedang “
Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “
“Barangsiapa yang ilmunya membuat dia menangis (karena takut kepada Allah), maka dia seorang yang 'alim.” (Sufyan ats-Tsauri)
"Jangan sekali-kali kamu tertipu dalam menilai kepahlawanan seorang laki-laki dari perilakunya dan apa yang kamu lihat dari amal ibadahnya. Sesungguhnya, seorang pria yang disebut pahlawan adalah yang senantiasa menjaga dua perkara, yakni yang menjaga aturan-aturan Allah dan senantiasa ikhlas dalam beramal."
(Ibnul Jauzi dalam Saaidul Khatiir)
Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya
Kita adalah pemberi nasehat bukan pengumbar aib, kita menutupi bukan membeberkan cela..! Luruskan niat..!
“ Selagi mana ulama’ tidak berjihad maka selagi itulah ummah tidak akan memahami hakikat JIHAD . Apabila rusak ulama’ maka rusaklah seluruh ummah ”
“Seandainya kalian mengetahui dengan sebenar-benarnya ilmu (agama), niscaya kalian akan bersujud hingga punggung-punggung kalian membengkok, dan sungguh kalian akan berteriak-teriak sampai suara kalian habis. Maka menangislah, bila kalian tidak mampu menangis maka berpura-puralah menangis.”
[dan bila tidak mampu menangis maka tangisilah diri kalian yang memiliki hati sekeras batu. _pent.]
(Shifatus Shafwah, tahqiq : Mahmud Fakhuri dan Dr. Muhammad Rawwas al Qal’ahji, Darul Ma’rifah, Lebanon-Beirut, Cetakan tanpa tahun, I/658).
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
"Yaa Allah jadikanlah seluruh amalanku ikhlas untuk wajahMu, dan janganlah jadikan sedikitpun amalanku untuk seorangpun (tidak ikhlas, red)"
"Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang tidak menonjolkan diri, taqwa, & shalih. Apabila tidak hadir, mereka tak dicari cari. Apabila hadir mereka tak dikenali. Mereka bagaikan lentera lentera petunjuk yang menerangi setiap kegelapan." (HR. Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib, hasan)
ibnul qayyim al jauziyah berkata: "Sungguh suatu kezaliman dan kebodohan kalau engkau memohon penghormatan dan pengagungan dari manusia, sementara hatimu kosong dari mengagungkan dan menghormati Allah swt."
"Seandainya aku melakukan kebenaran sembilan puluh sembilan kali dan melakukan kesalahan sekali, sungguh manusia akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut".
(perkataan Asy Sya'bi rohimahulloh dalam Tahdzib Siyar A'lam An Nubala, 1/392).
“Semenjak kenal manusia, aku tidak senang pujian mereka, dan juga tidak benci celaan mereka.” Ada yang bertanya, “Kenapa bisa demikian?” beliau menjawab, “Karena mereka yang memuji itu berlebih-lebihan dan mereka yang mencela itu terlalu meremehkan.” -Malik bin Dinar-
(Shifatus Shafwah : III/276)
“Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dalam Riyadush Shalihin menghasankannya)
Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak berfatwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu (wallahu a'lam bish showab) . (Imam al-Ghazali). Subhanallah...
Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, lalu tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi lalu ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapatkan kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat jika memang berhak mendapatkan laknat dan jika tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Imam Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab = ” Pedang “
Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “
“Barangsiapa yang ilmunya membuat dia menangis (karena takut kepada Allah), maka dia seorang yang 'alim.” (Sufyan ats-Tsauri)
"Jangan sekali-kali kamu tertipu dalam menilai kepahlawanan seorang laki-laki dari perilakunya dan apa yang kamu lihat dari amal ibadahnya. Sesungguhnya, seorang pria yang disebut pahlawan adalah yang senantiasa menjaga dua perkara, yakni yang menjaga aturan-aturan Allah dan senantiasa ikhlas dalam beramal."
(Ibnul Jauzi dalam Saaidul Khatiir)
Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya
Kita adalah pemberi nasehat bukan pengumbar aib, kita menutupi bukan membeberkan cela..! Luruskan niat..!
“ Selagi mana ulama’ tidak berjihad maka selagi itulah ummah tidak akan memahami hakikat JIHAD . Apabila rusak ulama’ maka rusaklah seluruh ummah ”
“Seandainya kalian mengetahui dengan sebenar-benarnya ilmu (agama), niscaya kalian akan bersujud hingga punggung-punggung kalian membengkok, dan sungguh kalian akan berteriak-teriak sampai suara kalian habis. Maka menangislah, bila kalian tidak mampu menangis maka berpura-puralah menangis.”
[dan bila tidak mampu menangis maka tangisilah diri kalian yang memiliki hati sekeras batu. _pent.]
(Shifatus Shafwah, tahqiq : Mahmud Fakhuri dan Dr. Muhammad Rawwas al Qal’ahji, Darul Ma’rifah, Lebanon-Beirut, Cetakan tanpa tahun, I/658).
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
"Yaa Allah jadikanlah seluruh amalanku ikhlas untuk wajahMu, dan janganlah jadikan sedikitpun amalanku untuk seorangpun (tidak ikhlas, red)"
Sunday, December 4, 2011
Sedikit Kabar Dari Neraka
NERAKA dalam bahasa arab disebut AN-NAR, secara bahasa berarti "api". lafas an-naar banyak disebutkan di dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang berarti api neraka. diantaranya ialah dalam ayat
" Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan),"Rasailah azab yang membakar ini".
(QS Al-Hajj : 19-22)
-LUAS DAN KEDALAMAN NERAKA
untuk mendapatkan gambaran mengenai betapa dalamnya neraka, perhatian hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a berikut ini:
"ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba terdengar suaru benda yang jatuh. Lalu nabi SAW bertanya : tahukah kalian suara apa ini? Kami menjawab : ALLAH dan RasulNYA yang lebih tahu. Nabi SAW bersabda : Ini adalah suara jatuhnya batu yang dilemparkan ke dalam neraka selama 70 tahun silam, dan sekarang baru jatuh didalam neraka" (HR. Muslim)
- KONDISI TUBUH PENGHUNI NERAKA
untuk menambah kedahsyatan siksaan, tubuh penghuni neraka dibesarkan sedemikian rupa, sesuai dengan hadist nabi
"jarak antara dua pundak orang kafir di neraka adalah jarak perjalanan tiga hari bagi pengendara yang cepat" (HR. Muslim)
"sesungguhnya tebal kulit orang kafir adalah 42 hasta dan gigi gerahamnya seperti bukit uhud dan tempat duduknya di jahannam adalah jarak antara mekkah dan madinah"
1. WAJAH HITAM PEKAT HANGUS TERBAKAR
ALLAH berfirman
" Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" (QS Yunus : 27)
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek" (QS Al-Kahfi : 29)
"pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". (QS Ali-Imran : 106)
2. KULITNYA MATANG DAN MENCAIR
api neraka itu membakar kulit para penghuni neraka hingga matang dan hancur. Lalu ALLAH mengganti kulit mereka dengan kulit yang lain untuk dibakar lagi, begitu seterusnya.
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS An-nisa':56)
3. HATI DAN ORGAN TUBUH DALAM TERBAKAR, USUS-USUS TERBURAI
tubuh penghuni neraka yang terbakar itu tidak hanya organ luar, tetapi semua organ dalampun ikut terbakar
"sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. (QS Al-Humazah : 4-7)
semua permintaan dan permohonan para penghuni neraka kepada ALLAH SWT ditolakNYA dengan tegas yang justru menambah kepedihan siksa mereka, sebagai mana firman ALLAH
"Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.
Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (QS Al-Mu'minun :106-108)
4. PENGHUNI NERAKA YANG PALING RINGAN SIKSANYA
diriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthalib, ia bertanya kepada Rasulullah SAW : " ya Rasulullah apakah engkau memberikan suatu manfaat kepada Abu Thalib(paman beliau), dia telah memelihara engkau, tapi juga memarahimu ( tidak beriman kepadamu). " Nabi SAW bersabda " Ya dia berada didalam siksaan yang paling ringan dari api neraka (api neraka membakarnya sampai pada kedua mata kakinya). andaikan tidak karena saya, maka ia akan disiksa didalam jurang neraka yang paling dalam (dikerak neraka) (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda : “Seringan-ringannya siksaan ahli neraka, yaitu seseorang diberi dua sandal dari api, maka otaknya menjadi mendidih sebab dari kedua sandal itu, sebagaimana mendidihnya air yang ada di dalam kendil, sampai tetangganya dapat mendengar mendidihnya otak tersebut. Gigi gerahamnya menjadi bara api, bibirnya menjadi bara api, nyalanya api itu sampai keluar dari dalam perutnya, dari kedua telapak kakinya. Orang yang disiksa seperti ini beranggapan bahwa dirinya termasuk penduduk neraka yang sangat pedih siksanya. Padahal sesungguhnya dia termasuk dari penduduk neraka yang ringan siksanya”.
[/font]
" Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan),"Rasailah azab yang membakar ini".
(QS Al-Hajj : 19-22)
-LUAS DAN KEDALAMAN NERAKA
untuk mendapatkan gambaran mengenai betapa dalamnya neraka, perhatian hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a berikut ini:
"ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba terdengar suaru benda yang jatuh. Lalu nabi SAW bertanya : tahukah kalian suara apa ini? Kami menjawab : ALLAH dan RasulNYA yang lebih tahu. Nabi SAW bersabda : Ini adalah suara jatuhnya batu yang dilemparkan ke dalam neraka selama 70 tahun silam, dan sekarang baru jatuh didalam neraka" (HR. Muslim)
- KONDISI TUBUH PENGHUNI NERAKA
untuk menambah kedahsyatan siksaan, tubuh penghuni neraka dibesarkan sedemikian rupa, sesuai dengan hadist nabi
"jarak antara dua pundak orang kafir di neraka adalah jarak perjalanan tiga hari bagi pengendara yang cepat" (HR. Muslim)
"sesungguhnya tebal kulit orang kafir adalah 42 hasta dan gigi gerahamnya seperti bukit uhud dan tempat duduknya di jahannam adalah jarak antara mekkah dan madinah"
1. WAJAH HITAM PEKAT HANGUS TERBAKAR
ALLAH berfirman
" Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" (QS Yunus : 27)
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek" (QS Al-Kahfi : 29)
"pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". (QS Ali-Imran : 106)
2. KULITNYA MATANG DAN MENCAIR
api neraka itu membakar kulit para penghuni neraka hingga matang dan hancur. Lalu ALLAH mengganti kulit mereka dengan kulit yang lain untuk dibakar lagi, begitu seterusnya.
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS An-nisa':56)
3. HATI DAN ORGAN TUBUH DALAM TERBAKAR, USUS-USUS TERBURAI
tubuh penghuni neraka yang terbakar itu tidak hanya organ luar, tetapi semua organ dalampun ikut terbakar
"sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. (QS Al-Humazah : 4-7)
semua permintaan dan permohonan para penghuni neraka kepada ALLAH SWT ditolakNYA dengan tegas yang justru menambah kepedihan siksa mereka, sebagai mana firman ALLAH
"Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.
Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (QS Al-Mu'minun :106-108)
4. PENGHUNI NERAKA YANG PALING RINGAN SIKSANYA
diriwayatkan dari Abbas bin Abdul Muthalib, ia bertanya kepada Rasulullah SAW : " ya Rasulullah apakah engkau memberikan suatu manfaat kepada Abu Thalib(paman beliau), dia telah memelihara engkau, tapi juga memarahimu ( tidak beriman kepadamu). " Nabi SAW bersabda " Ya dia berada didalam siksaan yang paling ringan dari api neraka (api neraka membakarnya sampai pada kedua mata kakinya). andaikan tidak karena saya, maka ia akan disiksa didalam jurang neraka yang paling dalam (dikerak neraka) (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda : “Seringan-ringannya siksaan ahli neraka, yaitu seseorang diberi dua sandal dari api, maka otaknya menjadi mendidih sebab dari kedua sandal itu, sebagaimana mendidihnya air yang ada di dalam kendil, sampai tetangganya dapat mendengar mendidihnya otak tersebut. Gigi gerahamnya menjadi bara api, bibirnya menjadi bara api, nyalanya api itu sampai keluar dari dalam perutnya, dari kedua telapak kakinya. Orang yang disiksa seperti ini beranggapan bahwa dirinya termasuk penduduk neraka yang sangat pedih siksanya. Padahal sesungguhnya dia termasuk dari penduduk neraka yang ringan siksanya”.
[/font]
CINTA DUNIA
Dalam kehidupan sekarang, salah satu yang amat kita inginkan adalah terwujudnya kekuatan umat sehingga menjadi umat yang disegani dan berpengaruh besar. Namun kenyataan menunjukkan bahwa kaum muslimin masih berada dalam kondisi lemah, bahkan cenderung tak berdaya dalam menghadapi kekuatan lain. Kelemahan itu sebenarnya bukan karena pihak lain memiliki kekuatan yang besar, tapi lebih kepada persoalan internal umat Islam itu sendiri yang membuatnya menjadi lemah. Dalam suatu hadits yang merupakan dialog Nabi dengan para sahabatnya diterangkan sebagai berikut:
Karena hal ini merupakan sesuatu yang amat membahayakan bagi keberlangsungan kaum muslimin, maka terasa perlu bagi kita untuk mengetahui apakah kita ini termasuk orang yang cinta dunia atau tidak. Ada faktor-faktor yang disebutkan oleh Allah Swt yang apabila ada pada diri kita, maka kita termasuk orang-orang cinta dunia.
1. Menghalalkan Segala Cara Dalam Mencari Rizki.
Islam merupakan agama yang amat menekankan kepada umatnya untuk mencari rizki guna memenuhi segala kebutuhannya dalam hidup ini, karena itu, usaha dengan bekerja sendiri merupakan sesuatu yang amat mulia, sedangkan mengemis merupakan sesuatu yang hina. Meskipun demikian, usaha dengan berbagai cara harus dilakukan dengan cara-cara yang halal, bukan menghalalkan segala cara, apalagi dengan memperalat hukum untuk menghalalkan sesuatu yang sebenarnya tidak halal, bila itu yang dilakukan, maka itu berarti kita orang yang terlalu cinta pada dunia dengan mengabaikan kepentingan ukhrawi, Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS 2:188).
Oleh karena itu, dalam kaitan harta, kita sangat dituntut untuk tidak lupa kepada Allah dalam arti melanggar ketentuan-ketentuan-Nya dalam upaya memperoleh harta, sedangkan bila sudah mendapatkannya, kitapun tidak lupa kepada Allah sehingga dapat menggunakan harta itu dengan sebaik-baiknya dan mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqahnya, bila kita tidak demikian, itu berarti terlalu cinta pada dunia yang akan membawa kita pada kerugian, baik di dunia maupun di akhirat, peringatan Allah ini terdapat dalam firman-Nya yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi (QS 63:9).
2.Tamak.
Terlalu cinta pada dunia juga ditandai dengan adanya sifat rakus terhadap harta pada diri kita, Sebenarnya memiliki harta dalam jumlah yang banyak tidaklah masalah selama harta itu diperoleh secara halal dan dipergunakan secara baik sebagaimana ketentuan Allah Swt. Namun kalau menghalalkan segala cara hal itu tidak dibenarkan karena itulah yang disebut dengan rakus. Allah berfirman yang artinya: Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampurbaurkan (yang haq dan bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (QS 89:18-20).
Kerakusan terhadap harta membuat seseorang tidak pernah merasa puas dan tidak bersyukur atas harta yang sudah diperolehnya meskipun harta itu jumlahnya banyak, apalagi kalau harta yang diperolehnya masih sedikit. Disamping itu, ekses lain dari rasa tamak terhadap harta adalah iri hati terhadap apa yang dicapai oleh orang lain sehingga dia menjadi tidak suka terhadap kepemilikan harta atau kemajuan yang dicapai orang lain dan ini akan mengarah kepada permusuhan yang tidak dibenarkan. Oleh karena itu, bersyukur merupakan sesuatu yang amat penting agar kita tidak termasuk orang yang terlalu cinta pada dunia ini, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).
3. Sibuk Dengan Urusan Dunia Hingga Melupakan Akhirat.
Dunia disebut dengan dunia karena berasal dari kata danaa yang artinya dekat, itu berarti urusan dunia adalah urusan yang kenikmatannya hanya bisa dirasakan di dunia ini saja. Orang yang sibuk dengan urusan dunia berarti orang yang sibuk dengan urusan-urusan yang kenikmatannya hanya bisa dirasakan di dunia ini saja, bahkan bisa jadi malah bertentangan dengan usaha pencapaian kenikmatan yang bersifat ukhrawi, bila itu yang terjadi, maka seseorang berarti telah begitu cinta pada kehidupan duniawinya.
Dunia dengan akhirat sebenarnya bukan sesuatu yang harus kita pilah-pilah, karena apa yang kita lakukan di dunia ini sebenarnya bisa kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan akhirat kelak, sedangkan kebahagiaan akhirat yang menjadi tujuan kita harus kita gapai dari kehidupan kita di dunia ini. Namun terkadang kita temukan begitu banyak orang yang memilahnya sehingga banyak manusia yang hanya begitu sibuk untuk hal-hal yang bersifat duniawi seperti bermegah-megahan dan mencari kekayaan yang banyak hingga melalaikan dirinya dari makna dan hakikat hidup yang sebenar-benarnya, hal ini merupakan sesuatu yang harus kita waspadai, Allah berfirman yang artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (102:1-2).
4. Tidak Memiliki Pendirian Yang Kuat Dalam Menyikapi Kebenaran.
Kebenaran yang datang dari Allah bukan hanya harus dilaksanakan secara pribadi, tapi juga harus ditegakkan dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu diperlukan pendirian yang kuat dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran. Bagi orang yang terlalu cinta dunia nampaknya sangat sulit untuk memiliki pendirian yang kuat dalam menyikapi kebenaran, karena baginya yang penting adalah menguntungkan secara duniawi, kalau dengan menegang kebenaran ada keuntungan duniawinya hal itu bisa dilkakukannya dan bila ternyata malah merugikan duniawinya, maka diapun tidak segan-segan mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Tegasnya, orang yang terlalu cinta pada dunia tidak mau menanggung resiko sebagai akibat dari berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam jahannam, (yaitu) orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang beriman). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?”. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang beriman?”.. Maka Allah akan memberi keputusan diantara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman (QS 4:140-141).
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati begitu banyak orang yang terlalu cinta pada dunia sehingga mereka tidak mempertahankan nilai-nilai kebenaran untuk ditegakkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, karena disamping tidak ada untungnya secara duniawi juga karena mengandung resiko yang amat besar, namun sebenarnya hal ini ketakutan yang tidak beralasan, sebab dalam dunia apapun, seseorang baru merasakan keuntungan dan kenikmatan setelah berjuang dan berusaha yang sungguh-sungguh, bahkan berkorban dengan jiwa dan raganya. Karena itu, istiqamah menjadi sesuatu yang amat penting, tidak hanya akan membuat seseorang menjadi pemberani dalam kebenaran, tapi juga siap menanggung resiko yang tidak menyenangkan sekalipun, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kewudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita (QS 46:13).
Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa kehidupan dunia ini merupakan salah satu fase atau rangkaian dari perjalanan hidup kita yang sesungguhnya, yakni kehidupan akhirat yang bahagia, karenanya kehidupan dan kenimatan dunia ini dalam kendali tangan kita, bukan yang mengedalikan hati kita. Itu sebabnya dunia ini harus kita kuasai, bukan malah kita dikuasai dunia. Letakkan dunia ini di tangan kita, bukan di hati kita.
Karena hal ini merupakan sesuatu yang amat membahayakan bagi keberlangsungan kaum muslimin, maka terasa perlu bagi kita untuk mengetahui apakah kita ini termasuk orang yang cinta dunia atau tidak. Ada faktor-faktor yang disebutkan oleh Allah Swt yang apabila ada pada diri kita, maka kita termasuk orang-orang cinta dunia.
1. Menghalalkan Segala Cara Dalam Mencari Rizki.
Islam merupakan agama yang amat menekankan kepada umatnya untuk mencari rizki guna memenuhi segala kebutuhannya dalam hidup ini, karena itu, usaha dengan bekerja sendiri merupakan sesuatu yang amat mulia, sedangkan mengemis merupakan sesuatu yang hina. Meskipun demikian, usaha dengan berbagai cara harus dilakukan dengan cara-cara yang halal, bukan menghalalkan segala cara, apalagi dengan memperalat hukum untuk menghalalkan sesuatu yang sebenarnya tidak halal, bila itu yang dilakukan, maka itu berarti kita orang yang terlalu cinta pada dunia dengan mengabaikan kepentingan ukhrawi, Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (QS 2:188).
Oleh karena itu, dalam kaitan harta, kita sangat dituntut untuk tidak lupa kepada Allah dalam arti melanggar ketentuan-ketentuan-Nya dalam upaya memperoleh harta, sedangkan bila sudah mendapatkannya, kitapun tidak lupa kepada Allah sehingga dapat menggunakan harta itu dengan sebaik-baiknya dan mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqahnya, bila kita tidak demikian, itu berarti terlalu cinta pada dunia yang akan membawa kita pada kerugian, baik di dunia maupun di akhirat, peringatan Allah ini terdapat dalam firman-Nya yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi (QS 63:9).
2.Tamak.
Terlalu cinta pada dunia juga ditandai dengan adanya sifat rakus terhadap harta pada diri kita, Sebenarnya memiliki harta dalam jumlah yang banyak tidaklah masalah selama harta itu diperoleh secara halal dan dipergunakan secara baik sebagaimana ketentuan Allah Swt. Namun kalau menghalalkan segala cara hal itu tidak dibenarkan karena itulah yang disebut dengan rakus. Allah berfirman yang artinya: Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampurbaurkan (yang haq dan bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (QS 89:18-20).
Kerakusan terhadap harta membuat seseorang tidak pernah merasa puas dan tidak bersyukur atas harta yang sudah diperolehnya meskipun harta itu jumlahnya banyak, apalagi kalau harta yang diperolehnya masih sedikit. Disamping itu, ekses lain dari rasa tamak terhadap harta adalah iri hati terhadap apa yang dicapai oleh orang lain sehingga dia menjadi tidak suka terhadap kepemilikan harta atau kemajuan yang dicapai orang lain dan ini akan mengarah kepada permusuhan yang tidak dibenarkan. Oleh karena itu, bersyukur merupakan sesuatu yang amat penting agar kita tidak termasuk orang yang terlalu cinta pada dunia ini, Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).
3. Sibuk Dengan Urusan Dunia Hingga Melupakan Akhirat.
Dunia disebut dengan dunia karena berasal dari kata danaa yang artinya dekat, itu berarti urusan dunia adalah urusan yang kenikmatannya hanya bisa dirasakan di dunia ini saja. Orang yang sibuk dengan urusan dunia berarti orang yang sibuk dengan urusan-urusan yang kenikmatannya hanya bisa dirasakan di dunia ini saja, bahkan bisa jadi malah bertentangan dengan usaha pencapaian kenikmatan yang bersifat ukhrawi, bila itu yang terjadi, maka seseorang berarti telah begitu cinta pada kehidupan duniawinya.
Dunia dengan akhirat sebenarnya bukan sesuatu yang harus kita pilah-pilah, karena apa yang kita lakukan di dunia ini sebenarnya bisa kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan akhirat kelak, sedangkan kebahagiaan akhirat yang menjadi tujuan kita harus kita gapai dari kehidupan kita di dunia ini. Namun terkadang kita temukan begitu banyak orang yang memilahnya sehingga banyak manusia yang hanya begitu sibuk untuk hal-hal yang bersifat duniawi seperti bermegah-megahan dan mencari kekayaan yang banyak hingga melalaikan dirinya dari makna dan hakikat hidup yang sebenar-benarnya, hal ini merupakan sesuatu yang harus kita waspadai, Allah berfirman yang artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (102:1-2).
4. Tidak Memiliki Pendirian Yang Kuat Dalam Menyikapi Kebenaran.
Kebenaran yang datang dari Allah bukan hanya harus dilaksanakan secara pribadi, tapi juga harus ditegakkan dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu diperlukan pendirian yang kuat dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran. Bagi orang yang terlalu cinta dunia nampaknya sangat sulit untuk memiliki pendirian yang kuat dalam menyikapi kebenaran, karena baginya yang penting adalah menguntungkan secara duniawi, kalau dengan menegang kebenaran ada keuntungan duniawinya hal itu bisa dilkakukannya dan bila ternyata malah merugikan duniawinya, maka diapun tidak segan-segan mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Tegasnya, orang yang terlalu cinta pada dunia tidak mau menanggung resiko sebagai akibat dari berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam jahannam, (yaitu) orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang beriman). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?”. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang beriman?”.. Maka Allah akan memberi keputusan diantara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman (QS 4:140-141).
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati begitu banyak orang yang terlalu cinta pada dunia sehingga mereka tidak mempertahankan nilai-nilai kebenaran untuk ditegakkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa, karena disamping tidak ada untungnya secara duniawi juga karena mengandung resiko yang amat besar, namun sebenarnya hal ini ketakutan yang tidak beralasan, sebab dalam dunia apapun, seseorang baru merasakan keuntungan dan kenikmatan setelah berjuang dan berusaha yang sungguh-sungguh, bahkan berkorban dengan jiwa dan raganya. Karena itu, istiqamah menjadi sesuatu yang amat penting, tidak hanya akan membuat seseorang menjadi pemberani dalam kebenaran, tapi juga siap menanggung resiko yang tidak menyenangkan sekalipun, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kewudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita (QS 46:13).
Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa kehidupan dunia ini merupakan salah satu fase atau rangkaian dari perjalanan hidup kita yang sesungguhnya, yakni kehidupan akhirat yang bahagia, karenanya kehidupan dan kenimatan dunia ini dalam kendali tangan kita, bukan yang mengedalikan hati kita. Itu sebabnya dunia ini harus kita kuasai, bukan malah kita dikuasai dunia. Letakkan dunia ini di tangan kita, bukan di hati kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)