Mereka bertigalah yang hingga kapan pun akan tetap menjadi bahan perbincangan manusia di belahan muka manapun.
Penduduk desa kerap kali menjadikan mereka topik obrolan ringan ketika duduk santai di warung kopi. Para politisi pun takhenti-hentinya sesumbar menyebut nama mereka. Tidak hanya sampai di situ, di jejaring sosial pun, jutaan manusia menyematkan ketiga sekawan itu dalam akun pribadi mereka.
Kisah mereka dan semua tentang mereka sejatinya adalah misteri. Taksatu pun malaikat yang tahu bagaimana mereka hadir dan mendampingi umat manusia. Para malaikat yang suci dan mulia hanya bisa tahu, ketika Tuhan berkata, “Laksanakanlah…”
Bicara tentang mereka memang tidak akan pernah habisnya. Manusia sangat antusias untuk mengkaji lebih dalam tentang mereka. Ya, manusia mengenal mereka, namun ada satu hal yang tidak pernah manusia ketahui. Yaitu, kapan mereka tiba dan menyapa manusia.
Tuhan telah menyimpan mereka bertiga pada sebuah kitab. Sebuah kitab yang sangat rahasia. Di dalam kitab itu, tertulis tentang semesta beserta isinya. Di dalam kitab itu juga telah tertulis skenario Tuhan untuk manusia. Kita semua sudah punya skenario masing-masing. Tuhan-lah yang menjadi sutradaranya. Sementara kita berperan sebagai aktornya. Lantas para filosofis kemudian bertanya, “Untuk apa saya harus berbuat ini dan itu. Toh, pada akhirnya Tuhan sudah punya jalan tersendiri untuk saya?”
Tulisan saya kali ini memang sedikit menukik pemikiran filsafat. Tapi mudah-mudahan saya tidak terperangkap pada logika manusia yang hanya berada pada diagram hitung-rugi. InsyaAllah, saya ingin mengajak pembaca bahwa logika Tuhan bukan bicara untung-rugi. Namun bicara tentang logika keimanan. Dan di situlah titik tumpu hidup dan kehidupan.
Maka bicara tentang skenario, kita akan bicara tentang takdir. Percayalah, setiap manusia mempunyai takdir hidupnya masing-masing. Maka, sebagai manusia alangkah bijaknya jika kita berorientasi pada sikap ikhlas dan pasrah pada Tuhan. Yakinlah, Tuhan akan mempersiapkan skenario terbaik untuk hamba-Nya. Logika ini sungguh sederhana. Hanya saja, kerap kali manusia takkuasa bersabar dan berkompromi dengan waktu. Bukankah untuk melihat indahnya pelangi—kita harus menunggu hujan reda—kemudian terjadilah dispersi cahaya. Ya, semuanya akan indah pada waktunya.
Menelisik tentang takdir, kita tidak akan lepas bicara tentang proses. Mengutip kekata dari orang bijak, “Day to day is a process.” Tepat sekali, hehari yang kita jalani kemarin, hari ini, atau bahkan esok, semuanya adalah proses. Dan proses itulah yang pada akhirnya akan menghantarkan kita pada apa yang kita inginkan.
Syaikh Hasan Al-Bana pernah memberikan nasehat dalam ceramahnya, “Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Dan kenyataan hari esok adalah mimpi hari ini.” Maka, jika kita ingin menjadi pribadi terbaik di masa esok, maka mulailah dengan melakukannya saat ini juga.
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ada seorang Arab badui menghampiri nabi Muhammad saw. Arab badui itu bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah kapan kiamat akan datang?”, Rasul menjawab apa yang sudah kau siapkan untuk kedatangan kiamat?”, dan dijawab, “Tidak ada apa pun yang aku persiapkan kecuali cintaku pada Allah dan Rasulullah.” Rasul menjawab, “Engkau akan bersama dengan apa yang kau cintai.” (Anas Bin Malik)
Secara sederhana, dapat kita pahami—bahwa kita—adalah apa yang kita pikirkan. Kita adalah apa yang kita mau. Dan kita, akan berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai. Logikanya seperti ini, jika kita ingin menjadi penghuni syurga, tentu kita akan mengerahkan diri kita untuk bisa memenuhi standar sebagai penghuni syurga.
Menyoal topik ini, kita juga akan diseret untuk memahami tentang konsep refleksi diri.
Sahabat budiman, tentunya kita semua pernah bercermin, bukan? Biasanya orang-orang bercermin di pagi hari sebelum mereka beraktifitas dan meninggalkan rumah. Bercermin bukan lagi sebatas kebutuhan. Bahkan bisa jadi sebagai kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus tanpa disadari. Bagi kaum hawa, mereka bercermin bisa lebih dari 15 kali dalam sehari. Itu asumsi saya. Untuk apa? Ya, untuk melihat kondisi fisik mereka, terutama wajah—yang menjadi pusat perhatiaan—ketika bertemu dengan orang-orang dalam berbagai kesempatan. Jika ada debu yang menempel di jidatnya, sang pemilik wajah akan mengusapnya dengan tisu. Ia ingin wajahnya enak dipandang, dan hal itu cukup melegakan hati.
Nah, analogi cermin tadi sama halnya dengan hari esok manusia. Jika ingin hari esok bahagia, maka upayakanlah kebahagiaan itu saat ini juga. Seorang penulis hebat, Ronda Byrne dalam bukunya “The Secret” mengajukan teori tentang Law of Attraction, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan hukum tarik menarik. Inti gagasan buku itu sangatlah sederhana. Kita hanya diminta untuk berpikiran positif dan melakukan kebaikan. Mudah bukan? Namun pada praktiknya susah-susah-gampang. Susah, karena kita berpikir itu sulit. Gampang, karena kita berpikir ini mudah.
Baiklah, kita kembali pada pembahasan takdir. Tahukah pembaca budiman bahwa takdir tidak berjalan sendirian di semesta ini. Ia beriringan dan bergandeng tangan erat dengan doa dan ikhtiar. Dan takdirmu, ditentukan dengan bagaimana doa yang kau panjatkan pada Tuhan serta upaya keras untuk menggapai apa yang kau cita-citakan.
Melalui kalam-Nya, Allah menenangkan hati hamba-Nya dalam surat Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” Dalam bahasa yang berpendar, Allah hanya ingin melihat siapa di antara hamba-Nya yang benar sungguh hati untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Subhanallah, indahnya hidup ini jika logika keimanan menjadi tombol power yang berfungsi untuk menyalakan cahaya terang benderang di relung jiwa manusia.
Dan inilah hikmahnya bahwa ketiga sekawan tadi “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” ditutup rapat oleh Tuhan dalam kitab Lauhul Mahfudz. Di sini, kita belajar tentang keikhlasan untuk menikmati proses hidup, kesabaran menjalankan skenario Tuhan yang diperankan oleh manusia, dan kesungguhan untuk menjadi aktor terbaik untuk mengakhiri cerita dengan ending kebahagiaan.
Biarkanlah, “Rejeki, Jodoh, dan Kematian” akan terus menjadi misteri. Karena itu bukanlah sesuatu yang harus didesak keberadaannya. Tugas kita hanya berupaya mengundang mereka dengan rahmat dan barokah Tuhan. Insya Allah, jika kita yakin akan kebesaran-Nya, semuanya akan indah pada waktunya.
Rejeki akan datang dari langit dan dari tempat yang tidak diduga-duga, jodoh akan dikirim Tuhan dari langit, dan tentang kematian, insya Allah kita akan menutup skenario cerita kehidupan dengan menyunggingkan senyuman terindah, seraya berkata, “Sesungguhnya aku kembali pada Rabb-ku dengan penuh ridha dan berkumpul dengan orang-orang terkasih di telaga Al-kautsar.
Wallahu’alam. Semoga bisa menginspirasi.
baiknya kita menyampaikan yang baik, berkata yang baik, menulis yang baik, dan komentar yang baik.
Saturday, February 18, 2012
Karena Kita Tak Ingin Terpaksa Menikah
Tidak ingin terpaksa menikah. Terpaksa kenapa ?? Ya, terpaksa menikah karena pihak wanita telah berbadan dua, dan pihak laki-laki mau tidak mau menikahi si wanita.
Kenapa bisa berbadan dua ?? Akibat dari pergaulan bebas antar lawan jenis atau zaman sekarang di kenal dengan pacaran. Jika dahulu, laki-laki dan wanita amatlah tinggi rasa malunya maka zaman sekarang rasa malu seperti sudah menguap.
Untuk membuktikkan cinta saja harus dengan berhubungungan layaknya suami istri, jika tidak mau maka di pertanyakanlah kesucian "cinta" nya itu. Atau jika sedang berduaan, maka rayuan syetan pun akan bertambah parah. Jika mengobrol saja sudah biasa, kemudian di lanjutkanlah hal yang "luar biasa". Hasilnya, pernikahan dadakan pun banyak di gelar, takut bertambah besar perut si wanita jika tidak buru-buru. Masalah kesiapan siap atau tidak, pihak pelaku harus siap. Lah, melakukannya saja sudah sangat siap tanpa berfikir panjang apalagi jika harus menikah.
Bersyukur jika berakhir pada pernikahan, tapi amat di sayangkan karena dari banyak berita di media, tidak sedikit bayi-bayi yang di bunuh atau di telantarkan akibat hamil di luar nikah. Na'udzubillah.
Tidak usah berbicara siapa yang salah, siapa yang benar. Yang jelas Allah telah memperingatkan untuk tidak mendekati zina. Hebatnya sekarang zina memang sudah tidak pernah lagi di dekati alias langsung ke sasaran. Menjadikan pacar bak pasangan suami istri yang seluruh jiwa raga adalah mutlak milik sang pacar.
Jangan pula salahkan syetan yang telah membisikkan rayuannya, toh itu memang tugasnya. Tapi kita sebagai muslim yang tata cara hidup kita telah di atur apik sedemikian rupa oleh Allah semestinya mau membuka hati menelaah setiap nasihat. Mendekat kearah kebaikan bukan malah menikmati kesesatan.
Memang ada-ada saja cara syetan menyesatkan. Jika hamil, maka si wanita harus di nikahi maka sekarang ada lagi produk (baca : kondom) yang tadinya hanya di gunakan untuk alat kontrasepsi bagi yang telah menikah menjadi bebas penjualannya. Mungkin untuk menaikkan tingkat penjualan atau ada sesuatu yang tersembunyi di balik itu semua.
Hasilnya, semakin bebaslah pergaulan lawan jenis. Dahulu masih ada rasa takut (mungkin) jika mereka melakukan sesuatu yang di larang, maka kini tidak lagi. Toh, sudah ada "pelindung". Berapa kali pun mereka menjalani hubungan layaknya suami istri, tidak akan terlihat bekasnya.
Tidak berlebihan jika pacaran sangat identik dengan pergaulan bebas. Mungkin tidak semua dan semoga tidak semua. Tapi hal-hal bebas semacam itu tidak akan terendus orang lain kecuali hanya pelaku dan Allah saja yang tau. Hanya Allah, tetapi gumpalan nafsu tidak menghendaki rasa takut kepada Allah untuk timbul dalam hati pelaku dan mengurungkan niat buruknya.
Mereka yang masih berada dalam hubungan pacaran dan menentang tulisan saya dan mengatakan bahwa tidak semua yang berpacaran melakukan hubungan terlarang itu. Saya patut mensyukuri pernyataan itu, dan semoga pula mereka yang menentang, tidak mendekati hal-hal kecil yang juga terlarang yang lambat laun bisa menimbulkan percikan nafsu.
Kepada mereka yang bangga dengan pasangan tidak halalnya. Maka bagi kita yang memilih untuk sendiri sebelum menikah, juga mengumandangkan kebanggaan kita. Kita bangga menjadi tuli akan rayuan syetan, Kita bangga menjaga kesucian meskipun tersisih. Kita yang menjadi jomblo sebelum menikah karena pilihan. Bisa saja kita memilih mengikuti jejak mereka untuk berpacaran, memilih satu di antara mereka yang menyukai kita .Tapi kita lebih suka memilih keridhoan Allah. Lebih suka menyibukkan diri dengan belajar dan mendekatkan diri kepada Allah. Bukan menyibukkan diri dengan keluh kesah dan air mata di atas label cinta semu.
Kita yang selalu yakin bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan termasuk manusia. Allah yang akan memberi ganjaran indah kepada yang sabar menjaga kesucian. Aamiin.
Allahua'lam
(pengingat bagi kita terutama diri pribadi)
Kenapa bisa berbadan dua ?? Akibat dari pergaulan bebas antar lawan jenis atau zaman sekarang di kenal dengan pacaran. Jika dahulu, laki-laki dan wanita amatlah tinggi rasa malunya maka zaman sekarang rasa malu seperti sudah menguap.
Untuk membuktikkan cinta saja harus dengan berhubungungan layaknya suami istri, jika tidak mau maka di pertanyakanlah kesucian "cinta" nya itu. Atau jika sedang berduaan, maka rayuan syetan pun akan bertambah parah. Jika mengobrol saja sudah biasa, kemudian di lanjutkanlah hal yang "luar biasa". Hasilnya, pernikahan dadakan pun banyak di gelar, takut bertambah besar perut si wanita jika tidak buru-buru. Masalah kesiapan siap atau tidak, pihak pelaku harus siap. Lah, melakukannya saja sudah sangat siap tanpa berfikir panjang apalagi jika harus menikah.
Bersyukur jika berakhir pada pernikahan, tapi amat di sayangkan karena dari banyak berita di media, tidak sedikit bayi-bayi yang di bunuh atau di telantarkan akibat hamil di luar nikah. Na'udzubillah.
Tidak usah berbicara siapa yang salah, siapa yang benar. Yang jelas Allah telah memperingatkan untuk tidak mendekati zina. Hebatnya sekarang zina memang sudah tidak pernah lagi di dekati alias langsung ke sasaran. Menjadikan pacar bak pasangan suami istri yang seluruh jiwa raga adalah mutlak milik sang pacar.
Jangan pula salahkan syetan yang telah membisikkan rayuannya, toh itu memang tugasnya. Tapi kita sebagai muslim yang tata cara hidup kita telah di atur apik sedemikian rupa oleh Allah semestinya mau membuka hati menelaah setiap nasihat. Mendekat kearah kebaikan bukan malah menikmati kesesatan.
Memang ada-ada saja cara syetan menyesatkan. Jika hamil, maka si wanita harus di nikahi maka sekarang ada lagi produk (baca : kondom) yang tadinya hanya di gunakan untuk alat kontrasepsi bagi yang telah menikah menjadi bebas penjualannya. Mungkin untuk menaikkan tingkat penjualan atau ada sesuatu yang tersembunyi di balik itu semua.
Hasilnya, semakin bebaslah pergaulan lawan jenis. Dahulu masih ada rasa takut (mungkin) jika mereka melakukan sesuatu yang di larang, maka kini tidak lagi. Toh, sudah ada "pelindung". Berapa kali pun mereka menjalani hubungan layaknya suami istri, tidak akan terlihat bekasnya.
Tidak berlebihan jika pacaran sangat identik dengan pergaulan bebas. Mungkin tidak semua dan semoga tidak semua. Tapi hal-hal bebas semacam itu tidak akan terendus orang lain kecuali hanya pelaku dan Allah saja yang tau. Hanya Allah, tetapi gumpalan nafsu tidak menghendaki rasa takut kepada Allah untuk timbul dalam hati pelaku dan mengurungkan niat buruknya.
Mereka yang masih berada dalam hubungan pacaran dan menentang tulisan saya dan mengatakan bahwa tidak semua yang berpacaran melakukan hubungan terlarang itu. Saya patut mensyukuri pernyataan itu, dan semoga pula mereka yang menentang, tidak mendekati hal-hal kecil yang juga terlarang yang lambat laun bisa menimbulkan percikan nafsu.
Kepada mereka yang bangga dengan pasangan tidak halalnya. Maka bagi kita yang memilih untuk sendiri sebelum menikah, juga mengumandangkan kebanggaan kita. Kita bangga menjadi tuli akan rayuan syetan, Kita bangga menjaga kesucian meskipun tersisih. Kita yang menjadi jomblo sebelum menikah karena pilihan. Bisa saja kita memilih mengikuti jejak mereka untuk berpacaran, memilih satu di antara mereka yang menyukai kita .Tapi kita lebih suka memilih keridhoan Allah. Lebih suka menyibukkan diri dengan belajar dan mendekatkan diri kepada Allah. Bukan menyibukkan diri dengan keluh kesah dan air mata di atas label cinta semu.
Kita yang selalu yakin bahwa Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan termasuk manusia. Allah yang akan memberi ganjaran indah kepada yang sabar menjaga kesucian. Aamiin.
Allahua'lam
(pengingat bagi kita terutama diri pribadi)
Ukhty, Aku Rindu Jilbab Panjangmu
Pertama kali aku begitu terkesima dengan teduh dan sahajanya dirimu dalam berpakaian, meski saat itu aku belum begitu paham tentang aturan apa itu jilbab syar’ie..
Begitu damai, tenang, dan merasa nyaman didekatmu, ditambah sunggingan senyum dan salam disaat setiap kali bersua…
Aku juga tak pernah tau sebelumnya mengapa engEngkau kenakan jilbab lebar berkibar, tapi jujur saat itu memandangmu begitu damai, dan hati ini pun terhentak ingin rasanya bisa sepertimu, hmm,..
Meski kudengar tak sedikit orang yang mencibir dengan gaya busanamu yang tak up to date saat itu, …seperti karung beras berjalanlah, seperti kue lemperlah..dan segala gelaran-gelaran buruk lainnya.
Seiring waktu berjalan, dan Engkau tetap istiqomah dalam balutan jilbabmu yang panjang menjuntai, tak sekedar menutup dada bahkan lebih sehingga model bajumupun tak terlihat (tapi memang saat itu model gamis sangat simple)
Alhamdulillah atas kuasa Allah jua, banyak kalangan mulai menggemari trend jilbab itu, dari artis hingga pejabat, model jilbabpun semakin berkembang. Senyum penuh kesyukuran pasti menghampiri seluruh jilbaber sepertimu yang sekian tahun berjibaku memperjuangkan kebebesan berjilbab. Dan kini……..jilbab pun menasional, bahkan aturan sekolah ada yang mewajibkan siswinya wajib mengenakan jilbab dihari tertentu, meski itu sekolah negeri biasa.
Engkau tentu masih ingat…..betapa perjuangan “melegalkan” jilbab kala itu dipenuhi uraian airmata, kesedihan, intimidasi, “pengucilan” dan berbagai rintangan lainnya. Ada diantara kita yang harus melawan peraturan tidak boleh berjilbab ketika belajar disekolah negeri, dan bahkan ada yang harus pindah sekolah untuk mempertahankan jilbabnya.
Dan masih sangat jelas terngiang pula perjuangan foto berjilbab kala itu mengharuskan Engkau keluar jam pelajaran untuk di intimidasi pihak sekolah karena bersikukuh mempertahankan jilbab agar tetap bertengger dalam foto ijazahmu. Ya karena EngEngkau yakin itulah izzahmu, perintah Allah yang tak boleh dilanggar karena engEngkau takut akan adzabNya yang pedih. Bukan takut akan cacian manusia, yang didengungkan akan menghalangi aktivitasmu kelak dalam dunia kerja, hhh..
Dan kini waktu berlalu, sudah bukan syaithan namanya jikalau tidak menghalangi langkah manusia dalam kebenaran, tipu dayanya begitu halus, ya kan ukhty..?
Segala macam cara mereka gunakan untuk bisa melucuti pakaian takwa itu, tentu engkau pernah mendengar kisah Adam AS dan Hawa yang terpedaya oleh bujukan iblis sehingga memakan buah terlarang yang pada akhirnya melucuti pakaian dan tampaklah auratnya beginilah dalam Al Quran dikisahkan agar kita manusia terutama muslimah bisa mengambil hikmahnya.
Iblis senantiasa berfikir untuk merubah kehidupan Adam dan Hawa kepada jalan yang sesat dan berusaha mengeluarkan mereka dari syurga, firman Allah dalam surat Thaahaa (20):17:
“Maka kami berkata, ‘Hai Adam, sesungguhnya ini(iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka”
Dan kemudian iblis menggoda Adam agar memakan buah dari pohon terlarang, kemudian Allah SWT murka dan mengeluarkan mereka dari surgaNya. Seperti dikisahkan dalam surat Thaahaa 120, iblis berkata kepada Adam “Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Kemudian setelah itu iblis berkata “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam syurga.” Dan dia(syetan) bersumpah kepada keduanya, ‘sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua’”(Al A’raaf (7):20-21)
Dan juga dalam Qs Thaahaa (20): 120-123 : “Kemudian syetan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa? Maka keduanya memakan dari pohon itu lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupi dengan daun-daun(yang ada di) syurga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman, ‘turunlah kamu berdua dari syurga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain’”.
Begitulah kisah Adam yang ditipu daya Iblis dengan tipuan yang halus, tidaklah mereka mengatakan tipuan dengan hal yang menakutkan tapi dengan hal yang menggiurkan,..
Saat ini mode telah begitu menguasai dunia dengan dalih ini kan jilbab Islami,..kita tetap dapat gaul, meski berjilbab, janganlah jilbab panjang-panjang nanti masyarakat takut dan kita dicap teroris atau istri teroris?..
Atau jilbab itu bisalah panjang tapi sedikit dikasih peniti juntai diatas kepala nih kan manis, begitu kata sebagian mereka, atau adalagi yang mengakali dibelah sampingnya biar tak ketinggalan mode n terlihat jadoel, atau sering iklan-iklan itu mengusikmu, jilbab paris semriwing yang murah meriah, padahal seharusnya harus ditambahkan kain untuk mendobel kerudung itu..
Ukhty pasti masih tersimpan rapi dicatatanmu atau bahkan ingatanmu kriteria-kriteria jilbab syar’ie itu kan?.. kemana jilbab-jilbab panjang nan tebal yang dulu itu? Dulu begitu hikmat kita mengikuti kajian tentang surah An Nuur dan Al Ahzab bahkan tak jarang dari kita berurai airmata karena malu dan takut pada Allah belum bisa bersegera memenuhi perintah Allah tentang berpakaian yang sesuai syari’at itu seperti wanita-wanita Anshar yang bersegera merobek gorden rumah mereka untuk dijadikan jilbab ketika ayat tentang hijab turun sehingga dikisahkan wanita-wanita Anshar keluar dan seakan-akan di atas kepala mereka bertengger burung gagak hitam karena pakaian yang mereka kenakan.
Ukhty yakinkan perintah Allah tidak pernah berubah dan cocok sepanjang zaman dan seharusnyalah zaman itu yang mengikuti Al Qur an bukan sebaliknya dalam surat Al Ahzab :59 dituliskan “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin:’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. ‘yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dan juga dalam QS An Nuur 31 …”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,..”
Perintah Allah begitu jelas tak perlu ditawar agar muslimah itu menutupkan kain kudung ke dada, dan tentunya arti dada disini tidak serta merta hanya bagian dada tetapi area selingkaran dengan dada yaitu punggung lengan dan juga dibawahnya, karena perbuatan demikian lebih menutup aurat dan menjaga kemuliaan.
Ukhty masihkah Engkau ingat dalam banyak materi kajian bahwa sebagai seorang muslim harus pintar dalam hal ini berarti harus berilmu, sehingga muslimah itu harus smart bahasa kerennya, tidak asal ikut-ikutan tanpa tahu itu sesuai syari’at atau tidak. Jadi itulah yang dahulu senantiasa menjadi prinsip kita untuk senantiasa mengaji meski sesibuk apapun kita karena itulah kekuatan ruhiah yang akan mensuplai semangat kinerja kita apapun posisinya
Lantas disini tiada salahnya kita mengkaji ulang tentang cara smart kita berpakaian, tak apalah dulu teori sudah diluar kepala namun sekarang kita ulang lagi semoga ilmu tentang jilbab syar’ie ini kian barokah. Kembali kita lihat catatan tentang hadits nabi, Beliau bersabda: “Pada akhir ummatku nanti akan muncul para wanita yang berpakaian namun hakikatnya telanjang. Diatas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta. Laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka wanita-wanita terlaknat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium aromanya, padahal aroma syurga itu dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian" (HR Thabrani, dalam al-Mu’jamus Shaghiir(hlm.232), dari hadits ibnu ‘Amr, dengan sanad shahih).
Ibnu Abdil Barr berkata : “Yang dimaksud oleh Nabi SAW dalam hadits ini adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tipis, yaitu pakaian yang dapat menampakkan bentuk(lekuk) tubuh dan tidak bersifat menutupi. Oleh karenanya para wanita tersebut dikatakan berpakaian namun pada hakikatnya telanjang”Dinukil oleh as-Suyuthi dalam Tanwiirul Hawaalik(III/103).
Ukhty, telah sampaikah pula sebuah riwayat dari Ummu ‘Alqamah bin Abu ‘Alqamah, ia berkata :”Aku melihat Hafshah binti ‘Abdurrahman bin Abu Bakar masuk menemui ‘Aisyah. Ketika itu, Hafshah sedang memakai khimar berbahan tipis sehingga keningnya terlihat. ‘Aisyah lantas merobek khimar itu, seraya berkata : Tahukah kamu apa yang Allah turunkan dalam surat An Nuur?’ Kemudian, ‘Aisyah minta diambilkan khimar(yang tebal), lalu ia memakaikannya kepada Hafshah.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (VIII/46)
Begitulah ukhty kisah para shahabiyah yang begitu semangat dan senantiasa patuh terhadap aturan syari’at dan bagi kita bukankah tak ada ruginya ketika mencontoh keimanan mereka, karena sebaik-baik generasi adalah yang terdekat dengan Rasulullah kemudian sesudahnya, dan seterusnya.
Muslimah harus cerdas begitu juga dalam mengikuti perkembangan mode harus bisa mensiasati dan pandai memilah saat membeli pakaian pun dalam berbisnis pakaian muslimah. Ukhty bukankah telah sampai kepada kita kajian tentang syarat-syarat jilbab syar’ie :
1. Menutup seluruh badan selain bagian yang dikecualikan(muka dan telapak tangan)
2. Tidak dijadikan perhiasan
3. Jilbab itu harus tebal tidak tipis
4. Jilbab harus longgar, tidak ketat
5. Tidak dibubuhi parfum atau minyak wangi
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir
8. Tidak berupa pakaian Syuhrah(sensasi) baik itu terlalu mewah karena mahal ataupun terlalu murahan yang dipakai untuk menunjukkan sikap zuhud dan dilakukan atas dasar riya’
Semua itu agar kita tetap berpakaian sesuai dengan aturan yang telah diturunkan dalam Al Quran, sehingga ridlo Allah senantiasa ada bersama kita. Namun demikian semua kembali kepada muslimah itu sendiri karena kehidupan didunia ini adalah pilihan baik atau fujjar. Allah berfirman dalam QS Al Baqarah 256 :” Tak ada paksaan dalam agama, Telah jelas yang lurus dari yang sesat. Maka barangsiapa mengingkari taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada simpul yang kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Mengetahui”.
Ukhty aku yakin kalian adalah muslimah cerdas yang tak berhenti mencari ilmu sampai disini sehingga kita senantiasa mencari ilmu itu lagi, lagi dan lagi agar keimanan itu selalu dekat dengan kita.
Ukhty bisa langsung membaca buku-buku muslimah terkait jilbab seperti Kriteria Busana Muslimah karya Syeikh Nashirudin Al Albani, Tipe Wanita Muslimah karya syeikh Hasan Al Bana, Wanita Pilihan di sisi Para Nabi dan Rasul karya Abdussalam Abu Ala’, Majelis Wanita karya Prof Dr. Falih bin Muhammad bin Falih Ash-Shughayyir, Kewajiban Wanita Muslimah karya Ummu Amru Binti Ibrahim Badawi, dan kitab-kitab lain masih banyak lagi yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu.
Juga jangan pernah jauh dari teman-teman shalihah yang senantiasa duduk dan berdzikir dalam majelis Ilmu. Nabi bersabda “Suatu Engkaum yang duduk-duduk bersama dan dzikir bersama niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat melimpah kepada mereka, turun ketenangan terhadap mereka, dan Allah menyebut mereka kepada yang berada disisiNya”(HR Muslim). Dan juga sabda Nabi SAW “Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju syurga”(HR Muslim).
Ukhty, semoga kita senantiasa istiqomah dalam jilbab syar’ie dan senantiasa meningkatkan kualitas diri dengan tak bosan menuntut ilmu(dienul Islam).
Dan tak lagi aku katakan..”Ukhty aku rindu jilbab panjangmu”, karena aku kini lega, tersenyum dan kembali bisa memandangmu dalam balutan jilbab syar’ie, Engkau kian teduh dan berjalan malu-malu seperti sedia kala aku bersua denganmu..
Wallahu a'lam bishawwab..
Begitu damai, tenang, dan merasa nyaman didekatmu, ditambah sunggingan senyum dan salam disaat setiap kali bersua…
Aku juga tak pernah tau sebelumnya mengapa engEngkau kenakan jilbab lebar berkibar, tapi jujur saat itu memandangmu begitu damai, dan hati ini pun terhentak ingin rasanya bisa sepertimu, hmm,..
Meski kudengar tak sedikit orang yang mencibir dengan gaya busanamu yang tak up to date saat itu, …seperti karung beras berjalanlah, seperti kue lemperlah..dan segala gelaran-gelaran buruk lainnya.
Seiring waktu berjalan, dan Engkau tetap istiqomah dalam balutan jilbabmu yang panjang menjuntai, tak sekedar menutup dada bahkan lebih sehingga model bajumupun tak terlihat (tapi memang saat itu model gamis sangat simple)
Alhamdulillah atas kuasa Allah jua, banyak kalangan mulai menggemari trend jilbab itu, dari artis hingga pejabat, model jilbabpun semakin berkembang. Senyum penuh kesyukuran pasti menghampiri seluruh jilbaber sepertimu yang sekian tahun berjibaku memperjuangkan kebebesan berjilbab. Dan kini……..jilbab pun menasional, bahkan aturan sekolah ada yang mewajibkan siswinya wajib mengenakan jilbab dihari tertentu, meski itu sekolah negeri biasa.
Engkau tentu masih ingat…..betapa perjuangan “melegalkan” jilbab kala itu dipenuhi uraian airmata, kesedihan, intimidasi, “pengucilan” dan berbagai rintangan lainnya. Ada diantara kita yang harus melawan peraturan tidak boleh berjilbab ketika belajar disekolah negeri, dan bahkan ada yang harus pindah sekolah untuk mempertahankan jilbabnya.
Dan masih sangat jelas terngiang pula perjuangan foto berjilbab kala itu mengharuskan Engkau keluar jam pelajaran untuk di intimidasi pihak sekolah karena bersikukuh mempertahankan jilbab agar tetap bertengger dalam foto ijazahmu. Ya karena EngEngkau yakin itulah izzahmu, perintah Allah yang tak boleh dilanggar karena engEngkau takut akan adzabNya yang pedih. Bukan takut akan cacian manusia, yang didengungkan akan menghalangi aktivitasmu kelak dalam dunia kerja, hhh..
Dan kini waktu berlalu, sudah bukan syaithan namanya jikalau tidak menghalangi langkah manusia dalam kebenaran, tipu dayanya begitu halus, ya kan ukhty..?
Segala macam cara mereka gunakan untuk bisa melucuti pakaian takwa itu, tentu engkau pernah mendengar kisah Adam AS dan Hawa yang terpedaya oleh bujukan iblis sehingga memakan buah terlarang yang pada akhirnya melucuti pakaian dan tampaklah auratnya beginilah dalam Al Quran dikisahkan agar kita manusia terutama muslimah bisa mengambil hikmahnya.
Iblis senantiasa berfikir untuk merubah kehidupan Adam dan Hawa kepada jalan yang sesat dan berusaha mengeluarkan mereka dari syurga, firman Allah dalam surat Thaahaa (20):17:
“Maka kami berkata, ‘Hai Adam, sesungguhnya ini(iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka”
Dan kemudian iblis menggoda Adam agar memakan buah dari pohon terlarang, kemudian Allah SWT murka dan mengeluarkan mereka dari surgaNya. Seperti dikisahkan dalam surat Thaahaa 120, iblis berkata kepada Adam “Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Kemudian setelah itu iblis berkata “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal dalam syurga.” Dan dia(syetan) bersumpah kepada keduanya, ‘sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua’”(Al A’raaf (7):20-21)
Dan juga dalam Qs Thaahaa (20): 120-123 : “Kemudian syetan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa? Maka keduanya memakan dari pohon itu lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupi dengan daun-daun(yang ada di) syurga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman, ‘turunlah kamu berdua dari syurga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain’”.
Begitulah kisah Adam yang ditipu daya Iblis dengan tipuan yang halus, tidaklah mereka mengatakan tipuan dengan hal yang menakutkan tapi dengan hal yang menggiurkan,..
Saat ini mode telah begitu menguasai dunia dengan dalih ini kan jilbab Islami,..kita tetap dapat gaul, meski berjilbab, janganlah jilbab panjang-panjang nanti masyarakat takut dan kita dicap teroris atau istri teroris?..
Atau jilbab itu bisalah panjang tapi sedikit dikasih peniti juntai diatas kepala nih kan manis, begitu kata sebagian mereka, atau adalagi yang mengakali dibelah sampingnya biar tak ketinggalan mode n terlihat jadoel, atau sering iklan-iklan itu mengusikmu, jilbab paris semriwing yang murah meriah, padahal seharusnya harus ditambahkan kain untuk mendobel kerudung itu..
Ukhty pasti masih tersimpan rapi dicatatanmu atau bahkan ingatanmu kriteria-kriteria jilbab syar’ie itu kan?.. kemana jilbab-jilbab panjang nan tebal yang dulu itu? Dulu begitu hikmat kita mengikuti kajian tentang surah An Nuur dan Al Ahzab bahkan tak jarang dari kita berurai airmata karena malu dan takut pada Allah belum bisa bersegera memenuhi perintah Allah tentang berpakaian yang sesuai syari’at itu seperti wanita-wanita Anshar yang bersegera merobek gorden rumah mereka untuk dijadikan jilbab ketika ayat tentang hijab turun sehingga dikisahkan wanita-wanita Anshar keluar dan seakan-akan di atas kepala mereka bertengger burung gagak hitam karena pakaian yang mereka kenakan.
Ukhty yakinkan perintah Allah tidak pernah berubah dan cocok sepanjang zaman dan seharusnyalah zaman itu yang mengikuti Al Qur an bukan sebaliknya dalam surat Al Ahzab :59 dituliskan “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin:’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. ‘yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Dan juga dalam QS An Nuur 31 …”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,..”
Perintah Allah begitu jelas tak perlu ditawar agar muslimah itu menutupkan kain kudung ke dada, dan tentunya arti dada disini tidak serta merta hanya bagian dada tetapi area selingkaran dengan dada yaitu punggung lengan dan juga dibawahnya, karena perbuatan demikian lebih menutup aurat dan menjaga kemuliaan.
Ukhty masihkah Engkau ingat dalam banyak materi kajian bahwa sebagai seorang muslim harus pintar dalam hal ini berarti harus berilmu, sehingga muslimah itu harus smart bahasa kerennya, tidak asal ikut-ikutan tanpa tahu itu sesuai syari’at atau tidak. Jadi itulah yang dahulu senantiasa menjadi prinsip kita untuk senantiasa mengaji meski sesibuk apapun kita karena itulah kekuatan ruhiah yang akan mensuplai semangat kinerja kita apapun posisinya
Lantas disini tiada salahnya kita mengkaji ulang tentang cara smart kita berpakaian, tak apalah dulu teori sudah diluar kepala namun sekarang kita ulang lagi semoga ilmu tentang jilbab syar’ie ini kian barokah. Kembali kita lihat catatan tentang hadits nabi, Beliau bersabda: “Pada akhir ummatku nanti akan muncul para wanita yang berpakaian namun hakikatnya telanjang. Diatas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta. Laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka wanita-wanita terlaknat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium aromanya, padahal aroma syurga itu dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian" (HR Thabrani, dalam al-Mu’jamus Shaghiir(hlm.232), dari hadits ibnu ‘Amr, dengan sanad shahih).
Ibnu Abdil Barr berkata : “Yang dimaksud oleh Nabi SAW dalam hadits ini adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tipis, yaitu pakaian yang dapat menampakkan bentuk(lekuk) tubuh dan tidak bersifat menutupi. Oleh karenanya para wanita tersebut dikatakan berpakaian namun pada hakikatnya telanjang”Dinukil oleh as-Suyuthi dalam Tanwiirul Hawaalik(III/103).
Ukhty, telah sampaikah pula sebuah riwayat dari Ummu ‘Alqamah bin Abu ‘Alqamah, ia berkata :”Aku melihat Hafshah binti ‘Abdurrahman bin Abu Bakar masuk menemui ‘Aisyah. Ketika itu, Hafshah sedang memakai khimar berbahan tipis sehingga keningnya terlihat. ‘Aisyah lantas merobek khimar itu, seraya berkata : Tahukah kamu apa yang Allah turunkan dalam surat An Nuur?’ Kemudian, ‘Aisyah minta diambilkan khimar(yang tebal), lalu ia memakaikannya kepada Hafshah.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (VIII/46)
Begitulah ukhty kisah para shahabiyah yang begitu semangat dan senantiasa patuh terhadap aturan syari’at dan bagi kita bukankah tak ada ruginya ketika mencontoh keimanan mereka, karena sebaik-baik generasi adalah yang terdekat dengan Rasulullah kemudian sesudahnya, dan seterusnya.
Muslimah harus cerdas begitu juga dalam mengikuti perkembangan mode harus bisa mensiasati dan pandai memilah saat membeli pakaian pun dalam berbisnis pakaian muslimah. Ukhty bukankah telah sampai kepada kita kajian tentang syarat-syarat jilbab syar’ie :
1. Menutup seluruh badan selain bagian yang dikecualikan(muka dan telapak tangan)
2. Tidak dijadikan perhiasan
3. Jilbab itu harus tebal tidak tipis
4. Jilbab harus longgar, tidak ketat
5. Tidak dibubuhi parfum atau minyak wangi
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir
8. Tidak berupa pakaian Syuhrah(sensasi) baik itu terlalu mewah karena mahal ataupun terlalu murahan yang dipakai untuk menunjukkan sikap zuhud dan dilakukan atas dasar riya’
Semua itu agar kita tetap berpakaian sesuai dengan aturan yang telah diturunkan dalam Al Quran, sehingga ridlo Allah senantiasa ada bersama kita. Namun demikian semua kembali kepada muslimah itu sendiri karena kehidupan didunia ini adalah pilihan baik atau fujjar. Allah berfirman dalam QS Al Baqarah 256 :” Tak ada paksaan dalam agama, Telah jelas yang lurus dari yang sesat. Maka barangsiapa mengingkari taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada simpul yang kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Mengetahui”.
Ukhty aku yakin kalian adalah muslimah cerdas yang tak berhenti mencari ilmu sampai disini sehingga kita senantiasa mencari ilmu itu lagi, lagi dan lagi agar keimanan itu selalu dekat dengan kita.
Ukhty bisa langsung membaca buku-buku muslimah terkait jilbab seperti Kriteria Busana Muslimah karya Syeikh Nashirudin Al Albani, Tipe Wanita Muslimah karya syeikh Hasan Al Bana, Wanita Pilihan di sisi Para Nabi dan Rasul karya Abdussalam Abu Ala’, Majelis Wanita karya Prof Dr. Falih bin Muhammad bin Falih Ash-Shughayyir, Kewajiban Wanita Muslimah karya Ummu Amru Binti Ibrahim Badawi, dan kitab-kitab lain masih banyak lagi yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu.
Juga jangan pernah jauh dari teman-teman shalihah yang senantiasa duduk dan berdzikir dalam majelis Ilmu. Nabi bersabda “Suatu Engkaum yang duduk-duduk bersama dan dzikir bersama niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat melimpah kepada mereka, turun ketenangan terhadap mereka, dan Allah menyebut mereka kepada yang berada disisiNya”(HR Muslim). Dan juga sabda Nabi SAW “Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya dengan ilmu tersebut jalan menuju syurga”(HR Muslim).
Ukhty, semoga kita senantiasa istiqomah dalam jilbab syar’ie dan senantiasa meningkatkan kualitas diri dengan tak bosan menuntut ilmu(dienul Islam).
Dan tak lagi aku katakan..”Ukhty aku rindu jilbab panjangmu”, karena aku kini lega, tersenyum dan kembali bisa memandangmu dalam balutan jilbab syar’ie, Engkau kian teduh dan berjalan malu-malu seperti sedia kala aku bersua denganmu..
Wallahu a'lam bishawwab..
Sunday, February 12, 2012
kepada siapa kami harus bergaul?
Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia, bening laksana mutiara..
Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri..
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dgn Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri..
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dgn Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
BERHATI-HATILAH DARI RAYUAN SERIGALA BERBULU DOMBA (Sebab Mekarmu Hanya Sekali)
“Tiba-tiba lelaki yang ku kenal baik berubah menjadi buas, aku pun tak berdaya untuk melawan dan… akhirnya kesucianku terenggut.!!!”
Begitu kutipan dan penggalan pengalaman, sebut saja Bunga, yang hancur masa depannya seoerti dilansir sebuah harian ibukota. Sedih, pastinya begitu. Betapa tidak, kesucian yang dijaga sejak lama yang hanya akan dipersembahkan kepada lelaki yang sudah sah sebagai suami, kini pecah dalam beberapa saat.
Bunga tak sendiri. Masih banyak Bunga-Bunga lain yang ‘madunya sudah dihisap oleh kumbang jantan’. Ada yang frustasi, tak sedikit pula yang ‘menjual’ diri karena kecewa dengan perlakuan pacar yang tak bertanggung jawab. Seperti yang dialami oleh Kembang (21), sebut saja begitu, seorang mahasiswi di kota kembang yang menjadi pramunikmat di sebuah diskotik. Dara yang berasal dari keluarga berada ini mengaku memberikan kegadisannya kepada lelaki yang ia anggap baik dan berjanji menikahinya. “Karena aku sangat mencintainya, akupun memberikan ‘segalanya’ pada dia, karena janjinya akan menikahiku”, ungkapnya getir.
Tapi apa yang terjadi? Lanjutnya gusar, “Empat tahun hubunganku dengannya sia-sia saja. Apalagi saat kukatakan padanya, bahwa aku tengah ‘berbadan’ dua, dia pun tak peduli bahkan menyuruhku menggugurkannya. Aku pun menurutinya.” Inikah namanya cinta?
Survei Membuktikan
Sebuah penelitian yang sempat menyentak semua kalangan, dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Pusat Pelatihan Bisnis dan humaniora (LSC Pusbih). Hasilnya, hampir 97,5% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan keperawanannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata semua responden mengaku melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa paksaan alias dilakukan suka sama suka. Nah lho…!
Kita sudah berkali-kali dikejutkan dengan hasil penelitian serupa. Mulai dari penelitian ‘kumpul kebo’ tahun 1984 yang lalu, hingga penelitian sejenis yang banyak dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Hasilnya, membuat kita mengelus dada… betapa rusaknya generasi muda sekarang.
Kenapa Terjadi?
Seperti seloroh orang yang pernah menjadi nomor satu di negeri ini, ‘dari mata turun ke hati, dari hati turun ke celana’ sungguh sangat mengenaskan dan benar-benar terjadi. Isyarat mata yang penuh makna mendapat sambutan hangat, saling sapa dan berbincang, berlanjut hingga hati menjadi ‘klik’. Berpisah membuat makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Di benak yang terbayang hanya si dia, lagi-lagi si dia.
Pertemuan pun berulang kembali dalam tahap mengungkap rasa, ‘nembak’, begitu istilah gaul kawula muda sekarang. Bahagia rasanya bagi sang dara karena yang ditunggu tibalah saatnya, diapun mengangguk setuju untuk ‘jalan bareng’ dalam suka dan duka. Ada rindu menggebu bila tak bertemu, ada cinta yang bersemayam dalam dada. Bila bersua ada kasih yang terukir dalam diri untuk pujaan hati…
Sudah bisa ditebak, seperti sebuah iklan, kesan pertama begitu menggoda selanjutnya penuh dosa… pegangan bahkan sampai dengan hal yang belum patut untuk dilakukan seperti pengakuan Bunga dan Kembang tadi. Bisa sudah pacaran, istilah gaul jalan bareng, hampa tanpa pegangan, dan maaf… selanjutnya anda pun sudah bisa menebaknya, karena tak pantas kami ungkapkan.
Islam telah mewanti-wanti agar tidak mendekati zina. Norma yang bersifat pencegahan ini lebih efektif dalam menjaga hal-hal yang tidak baik. Menundukkan pandangan, istilah anak ta’lim ghadul bashar adalah permulaan yang sangat bagus. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. an-Nuur : 31)
Memandang pun dilarang, apalagi lebih dari itu. Apakah ada orang yang berpacaran menjaga pandangan? Apakah ada orang yang berpacaran tanpa jalan bareng dan berdua-duaan di tempat yang sepi? Laki-laki mana yang mau pacaran tanpa pegang sana – pegang sini?
Ketahuilah wahai adikku, jika kalian mencintai laki-laki dengan jalan yang salah, maka akhirnya pun akan salah, menyesal. Laki-laki seperti itu sebenarnya tidak serius dalam menjalin kasih denganmu. Jika memang serius, tentu ia akan masuk lewat pintu resmi sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita. Tak mengenal pacaran apalagi jalan bareng. Kebanyakan mereka mengaku pacaran hanya untuk having fun, maka jangan heran bila meninggalkanmu begitu saja setelah ‘madu’ dihisap dan mencampakkan dirimu begitu saja.
Laki-laki, apalagi pada zaman sekarang, berpikir seribu kali –sekali lagi-, seribu kali untuk memilih pendamping hidup yang tidak perawan dan mana mau menikah dengan wanita yang sudah ‘turun mesin’, istilah gaul anak lelaki sekarang.
Sementara sekarang sudah banyak remaja putri kehilangan, minimal harga diri. Kalaupun keperawanan masih utuh, yang lain? Karena itu, jagalah harga dirimu, karena mekarmu hanya sekali…!!!
Begitu kutipan dan penggalan pengalaman, sebut saja Bunga, yang hancur masa depannya seoerti dilansir sebuah harian ibukota. Sedih, pastinya begitu. Betapa tidak, kesucian yang dijaga sejak lama yang hanya akan dipersembahkan kepada lelaki yang sudah sah sebagai suami, kini pecah dalam beberapa saat.
Bunga tak sendiri. Masih banyak Bunga-Bunga lain yang ‘madunya sudah dihisap oleh kumbang jantan’. Ada yang frustasi, tak sedikit pula yang ‘menjual’ diri karena kecewa dengan perlakuan pacar yang tak bertanggung jawab. Seperti yang dialami oleh Kembang (21), sebut saja begitu, seorang mahasiswi di kota kembang yang menjadi pramunikmat di sebuah diskotik. Dara yang berasal dari keluarga berada ini mengaku memberikan kegadisannya kepada lelaki yang ia anggap baik dan berjanji menikahinya. “Karena aku sangat mencintainya, akupun memberikan ‘segalanya’ pada dia, karena janjinya akan menikahiku”, ungkapnya getir.
Tapi apa yang terjadi? Lanjutnya gusar, “Empat tahun hubunganku dengannya sia-sia saja. Apalagi saat kukatakan padanya, bahwa aku tengah ‘berbadan’ dua, dia pun tak peduli bahkan menyuruhku menggugurkannya. Aku pun menurutinya.” Inikah namanya cinta?
Survei Membuktikan
Sebuah penelitian yang sempat menyentak semua kalangan, dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Pusat Pelatihan Bisnis dan humaniora (LSC Pusbih). Hasilnya, hampir 97,5% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan keperawanannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata semua responden mengaku melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa paksaan alias dilakukan suka sama suka. Nah lho…!
Kita sudah berkali-kali dikejutkan dengan hasil penelitian serupa. Mulai dari penelitian ‘kumpul kebo’ tahun 1984 yang lalu, hingga penelitian sejenis yang banyak dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Hasilnya, membuat kita mengelus dada… betapa rusaknya generasi muda sekarang.
Kenapa Terjadi?
Seperti seloroh orang yang pernah menjadi nomor satu di negeri ini, ‘dari mata turun ke hati, dari hati turun ke celana’ sungguh sangat mengenaskan dan benar-benar terjadi. Isyarat mata yang penuh makna mendapat sambutan hangat, saling sapa dan berbincang, berlanjut hingga hati menjadi ‘klik’. Berpisah membuat makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Di benak yang terbayang hanya si dia, lagi-lagi si dia.
Pertemuan pun berulang kembali dalam tahap mengungkap rasa, ‘nembak’, begitu istilah gaul kawula muda sekarang. Bahagia rasanya bagi sang dara karena yang ditunggu tibalah saatnya, diapun mengangguk setuju untuk ‘jalan bareng’ dalam suka dan duka. Ada rindu menggebu bila tak bertemu, ada cinta yang bersemayam dalam dada. Bila bersua ada kasih yang terukir dalam diri untuk pujaan hati…
Sudah bisa ditebak, seperti sebuah iklan, kesan pertama begitu menggoda selanjutnya penuh dosa… pegangan bahkan sampai dengan hal yang belum patut untuk dilakukan seperti pengakuan Bunga dan Kembang tadi. Bisa sudah pacaran, istilah gaul jalan bareng, hampa tanpa pegangan, dan maaf… selanjutnya anda pun sudah bisa menebaknya, karena tak pantas kami ungkapkan.
Islam telah mewanti-wanti agar tidak mendekati zina. Norma yang bersifat pencegahan ini lebih efektif dalam menjaga hal-hal yang tidak baik. Menundukkan pandangan, istilah anak ta’lim ghadul bashar adalah permulaan yang sangat bagus. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. an-Nuur : 31)
Memandang pun dilarang, apalagi lebih dari itu. Apakah ada orang yang berpacaran menjaga pandangan? Apakah ada orang yang berpacaran tanpa jalan bareng dan berdua-duaan di tempat yang sepi? Laki-laki mana yang mau pacaran tanpa pegang sana – pegang sini?
Ketahuilah wahai adikku, jika kalian mencintai laki-laki dengan jalan yang salah, maka akhirnya pun akan salah, menyesal. Laki-laki seperti itu sebenarnya tidak serius dalam menjalin kasih denganmu. Jika memang serius, tentu ia akan masuk lewat pintu resmi sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita. Tak mengenal pacaran apalagi jalan bareng. Kebanyakan mereka mengaku pacaran hanya untuk having fun, maka jangan heran bila meninggalkanmu begitu saja setelah ‘madu’ dihisap dan mencampakkan dirimu begitu saja.
Laki-laki, apalagi pada zaman sekarang, berpikir seribu kali –sekali lagi-, seribu kali untuk memilih pendamping hidup yang tidak perawan dan mana mau menikah dengan wanita yang sudah ‘turun mesin’, istilah gaul anak lelaki sekarang.
Sementara sekarang sudah banyak remaja putri kehilangan, minimal harga diri. Kalaupun keperawanan masih utuh, yang lain? Karena itu, jagalah harga dirimu, karena mekarmu hanya sekali…!!!
Hari Gini Masih Pacaran? Ngga Banget Deh…!
“Hari gini ngga punya pacar? payah banget sih lo…!” itulah kata yang diucapkan salah satu teman ana ketika tahu ana ngga punya pacar. Dalam hati ana cuma bilang, ”Yang payah itu siapa? yang payah itu elo, masa ngelanggar aturan tuhan ko bangga! Sungguh aneh…!” akan tetapi berhubung itu teman udah lama temenan ama ana jadinya perkataan itu cuma ana pendam dalam hati.
Bagi sebagian orang seperti teman ana itu mungkin pacaran adalah suatu hal yang biasa, bahkan ada yang lebih ekstrim yang menganggap bahwa pacaran itu adalah suatu keharusan, dan hidup tanpa pacaran bagaikan sayur tanpa garam (kaya lagu aja ya…). Padahal kalau saja mereka tahu (mungkin ada juga yang sudah tahu, tapi pura-pura ngga tahu) bahwa pacaran itu ngga punya untung sama sekali bahkan membuat hidup menjadi bergelimang dosa, mungkin mereka akan berpikir ulang untuk berpacaran.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’ [17] : 32)
Itulah bunyi salah satu ayat dalam surat cintaNya untuk kita. Begitu sayangnya Allah Subhanahu Wata’ala terhadap kita, sehingga Allah memperingatkan kita untuk tidak mendekati zina. Begitu besarnya kerusakan dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh suatu perzinahan, sehingga mendekatinya pun kita dilarang oleh Allah.
Lantas apa hubunganya dengan pacaran?
Ya jelas ada hubungannya dong, gimana sih lo ini. Kan elo tahu gimana pacaran itu, yang pasti ngga lepas deh dari yang namanya dua-duaan, deket-deketan, pegangan tangan, mesra-mesraan, dan akhirnya kebablasan.
Elo Muslim-kan? pastinya elo percaya dong dengan yang namanya hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam,
“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. (HR. Al-Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas, dan Muslim [2657] dari Abu Hurairah)
Nah coba deh elo resapi itu hadits, pasti deh elo bakalan tahu bahwa pacaran itu udah amat sangat dekat dengan yang namanya zina. Kalo elo masih nganggap kalo pacaran ama zina itu jauh, lo coba deh untuk pacaran tapi ngga saling ngeliat, ngga pernah saling ngerayu (apalagi ngegombal ya…), terus ngga pernah pegangan, and ngga pernah dua-duaan…
Bisa ngga elo ngelakuin yg kayak gitu, kalo bisa gue akui elo emang hebat….
Terus kalo ngga pacaran gimana gue dapat jodohnya? apa lo ngga mikir tentang itu?
Buset dah, elo ngga percaya dengan Allah ya, coba deh lo baca Al-Qur’an…
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat [41] : 49)
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin [81] : 36)
Kalo elo Muslim, elo harus percaya kalo masalah jodoh itu udah ditentuin oleh Allah Subhanahu Wata’ala, jadinya ngga usah takut kalo ngga dapat jodoh, toh kalo emang ngga dapat jodoh di dunia, masih ada ko kesempatan tuk nemuin jodoh di akhirat, tapi dengan catatan elo harus menjadi orang yang baik biar dapat tiket untuk ke surga ya.
Terus nih kalo gue ngga pacaran, gimana gue bisa mengenal sifat ato kelakuan jodoh gue? Ntar yg ada ngga sesuai harapan lagi…!
Sekarang gue mau nanya ama elo, emangnya kalo elo pacaran elo bisa mengenal lebih dekat dengan orang pilihan elo? Kalo menurut gue sih ngga ngaruh sama sekali, soalnya sepengetahuan gue yang namanya pacaran itu lebih banyak jaga imej nya daripada jujurnya. Orang pacaran itu lebih memilih menjadi some body perect daripada jadi dirinya sendiri, jadi kalo elo ingin menjadikan pacaran sebagai ajang tuk saling mengenal, lo 100% salah besar bro…!
And kalo elo yakin ama janji Allah, seharusnya elo ngga perlu merisaukan tentang masalah itu. Coba deh elo baca ayat berikut…
“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur [24] : 26)
Nah sekarang elo tahu kan, kalo elo berharap mendapatkan yang baik maka perbaiki dulu deh diri lo…
Udah dulu ya pembahasannya, gue udah cape banget nih, insya Allah kapan-kapan kita sambung lagi ya…
To Ikhwan
Kalo elo emang ngaku sebagai laki-laki and lo suka ama cewe, langsung aja deh elo lamar tu orang ke ortunya, jangan elo jadikan cinta itu sebagai alasan untuk berpacaran, cowo yang lebih memilih berpacaran daripada menikah adalah cowo yang bermental kerupuk bin pecundang and pengecut, ingat itu…!
To Akhwat
Kalo elo emang akhwat sejati, janganlah elo suka mengumbar aurat ataupun juga mengundang kaum the gombalers untuk menggoda. Jangan lupa juga untuk menjaga diri baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya, karena biasanya para cowo punya beribu macam muslihat untuk menggoda
Bagi sebagian orang seperti teman ana itu mungkin pacaran adalah suatu hal yang biasa, bahkan ada yang lebih ekstrim yang menganggap bahwa pacaran itu adalah suatu keharusan, dan hidup tanpa pacaran bagaikan sayur tanpa garam (kaya lagu aja ya…). Padahal kalau saja mereka tahu (mungkin ada juga yang sudah tahu, tapi pura-pura ngga tahu) bahwa pacaran itu ngga punya untung sama sekali bahkan membuat hidup menjadi bergelimang dosa, mungkin mereka akan berpikir ulang untuk berpacaran.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’ [17] : 32)
Itulah bunyi salah satu ayat dalam surat cintaNya untuk kita. Begitu sayangnya Allah Subhanahu Wata’ala terhadap kita, sehingga Allah memperingatkan kita untuk tidak mendekati zina. Begitu besarnya kerusakan dan kehancuran yang bisa dihasilkan oleh suatu perzinahan, sehingga mendekatinya pun kita dilarang oleh Allah.
Lantas apa hubunganya dengan pacaran?
Ya jelas ada hubungannya dong, gimana sih lo ini. Kan elo tahu gimana pacaran itu, yang pasti ngga lepas deh dari yang namanya dua-duaan, deket-deketan, pegangan tangan, mesra-mesraan, dan akhirnya kebablasan.
Elo Muslim-kan? pastinya elo percaya dong dengan yang namanya hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam,
“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. (HR. Al-Bukhori [5889] dari Ibnu Abbas, dan Muslim [2657] dari Abu Hurairah)
Nah coba deh elo resapi itu hadits, pasti deh elo bakalan tahu bahwa pacaran itu udah amat sangat dekat dengan yang namanya zina. Kalo elo masih nganggap kalo pacaran ama zina itu jauh, lo coba deh untuk pacaran tapi ngga saling ngeliat, ngga pernah saling ngerayu (apalagi ngegombal ya…), terus ngga pernah pegangan, and ngga pernah dua-duaan…
Bisa ngga elo ngelakuin yg kayak gitu, kalo bisa gue akui elo emang hebat….
Terus kalo ngga pacaran gimana gue dapat jodohnya? apa lo ngga mikir tentang itu?
Buset dah, elo ngga percaya dengan Allah ya, coba deh lo baca Al-Qur’an…
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat [41] : 49)
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin [81] : 36)
Kalo elo Muslim, elo harus percaya kalo masalah jodoh itu udah ditentuin oleh Allah Subhanahu Wata’ala, jadinya ngga usah takut kalo ngga dapat jodoh, toh kalo emang ngga dapat jodoh di dunia, masih ada ko kesempatan tuk nemuin jodoh di akhirat, tapi dengan catatan elo harus menjadi orang yang baik biar dapat tiket untuk ke surga ya.
Terus nih kalo gue ngga pacaran, gimana gue bisa mengenal sifat ato kelakuan jodoh gue? Ntar yg ada ngga sesuai harapan lagi…!
Sekarang gue mau nanya ama elo, emangnya kalo elo pacaran elo bisa mengenal lebih dekat dengan orang pilihan elo? Kalo menurut gue sih ngga ngaruh sama sekali, soalnya sepengetahuan gue yang namanya pacaran itu lebih banyak jaga imej nya daripada jujurnya. Orang pacaran itu lebih memilih menjadi some body perect daripada jadi dirinya sendiri, jadi kalo elo ingin menjadikan pacaran sebagai ajang tuk saling mengenal, lo 100% salah besar bro…!
And kalo elo yakin ama janji Allah, seharusnya elo ngga perlu merisaukan tentang masalah itu. Coba deh elo baca ayat berikut…
“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur [24] : 26)
Nah sekarang elo tahu kan, kalo elo berharap mendapatkan yang baik maka perbaiki dulu deh diri lo…
Udah dulu ya pembahasannya, gue udah cape banget nih, insya Allah kapan-kapan kita sambung lagi ya…
To Ikhwan
Kalo elo emang ngaku sebagai laki-laki and lo suka ama cewe, langsung aja deh elo lamar tu orang ke ortunya, jangan elo jadikan cinta itu sebagai alasan untuk berpacaran, cowo yang lebih memilih berpacaran daripada menikah adalah cowo yang bermental kerupuk bin pecundang and pengecut, ingat itu…!
To Akhwat
Kalo elo emang akhwat sejati, janganlah elo suka mengumbar aurat ataupun juga mengundang kaum the gombalers untuk menggoda. Jangan lupa juga untuk menjaga diri baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya, karena biasanya para cowo punya beribu macam muslihat untuk menggoda
Saturday, February 4, 2012
Jomblo Keren
Subhanallah, melihat ada pria-pria yang konsisten menjaga harga dirinya untuk tetap menjomblo hingga ia menikah. Jomblo bukan karena tidak laku atau terlalu pilih-pilih, mungkin ada beberapa hal yang belum bisa mewujudkan niatnya untuk mempersunting seorang wanita. Karena menjaga kesucian bukan hanya di wajibkan bagi seorang wanita tapi juga untuk pria.
Sebenarnya bagi pria yang jomblo, banyak sekali keuntungan yang didapat. Misalnya, ketika berpacaran ia harus banyak berkorban untuk wanita yang belum tentu menjadi istrinya kelak maka jika ia memilih jomblo hal tersebut bisa di hindarkan. Sangat lumrah jika berpacaran, pihak yang banyak berkorban secara materi adalah pria, harus antar jemput kesana kemari layaknya tukang ojek, menyia-nyiakan waktu dengan sang pacar dengan dalih untuk perkenalan pribadi padahal tak lain sedang menumpuk timbunan dosa. Sebuah kesia-siaan.
QS. Al Mu'minun, 1-3 :
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyu' dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."
Bukan hanya itu, waktu yang di habiskan dengan sang pacar kadang lebih banyak di banding dengan orangtua, padahal pria walaupun telah menikah tetap bertanggung jawab terhadap orangtuanya. Beda dengan wanita, yang kepatuhan kepada orangtuanya terputus tatkala menikah. Maka saat jomblo bisa di gunakan untuk lebih mencurahkan kasih sayang kepada orangtua.
Karena seorang pria akan menjadi imam terhadap keluarga barunya kelak, maka saat jomblo bisa di manfaatkan untuk memperdalam ilmu agama guna persiapan menuju pernikahan kelak. Bukan menghabiskan waktu sia-sia dengan berpacaran. Juga, saat jomblo bisa di gunakan untuk persiapan materi untuk menghidupi keluarga barunya. Bukan malah menghambur-hamburkan uang untuk wanita yang belum tentu menjadi jodohnya.
Jangan merasa tidak pede ketika memilih jomblo sebelum menikah. Toh, kita sekarang berada pada jalur yang tepat. Justru mereka yang masih pacaran seharusnya malu, melanggar perintah Allah kok pede-pede saja.
Kita sebenarnya jauh lebih cerdas di banding mereka yang berpacaran. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menekuni hobi kita, melakukan hal-hal yang belum tentu bisa di lakukan ketika sudah menikah. Bukan tenggelam dalam problematika orang pacaran yang tidak jelas juntrungannya. Belum menikah saja sudah heboh dengan masalahnya, gimana jika sudah menikah.
Pacaran tidak menjamin kedua belah pihak saling mengenal pribadi masing-masing. Hanya kepalsuan yang terlihat, saling ingin terlihat baik.
Seorang pria sejati tidak akan menembak wanita untuk menjadi pacarnya. Kenapa ? karena hal itu menandakan seorang pria belum siap menerima tanggung jawab, hanya sekedar main-main saja. Jika memang dia pria sejati, dia akan langsung melamar wanita pilihannya untuk di jadikannya sebagai istri.
Serahkan saja kepada Allah masalah jodoh, biar Allah yang menunjukkan bagaimana ikhtiar yang harus kita lakukan. Karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik jalan, maka ikutilah jalan itu. Meskipun terlihat asing dan menimbulkan kontroversi, abaikan saja. Kita benar di hadapan Allah. Selanjutnya pasrahkan jodoh yang terbaik untuk kita kepada Allah.
Tak perlu takut tidak kebagian jodoh, karena tiap kita di ciptakan berpasang-pasangan. Berprasangka baik saja kepada Allah untuk di berikan pendamping yang shalihah. Karena yang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Itu janji Allah.
Allahua'lam
Sebenarnya bagi pria yang jomblo, banyak sekali keuntungan yang didapat. Misalnya, ketika berpacaran ia harus banyak berkorban untuk wanita yang belum tentu menjadi istrinya kelak maka jika ia memilih jomblo hal tersebut bisa di hindarkan. Sangat lumrah jika berpacaran, pihak yang banyak berkorban secara materi adalah pria, harus antar jemput kesana kemari layaknya tukang ojek, menyia-nyiakan waktu dengan sang pacar dengan dalih untuk perkenalan pribadi padahal tak lain sedang menumpuk timbunan dosa. Sebuah kesia-siaan.
QS. Al Mu'minun, 1-3 :
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyu' dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."
Bukan hanya itu, waktu yang di habiskan dengan sang pacar kadang lebih banyak di banding dengan orangtua, padahal pria walaupun telah menikah tetap bertanggung jawab terhadap orangtuanya. Beda dengan wanita, yang kepatuhan kepada orangtuanya terputus tatkala menikah. Maka saat jomblo bisa di gunakan untuk lebih mencurahkan kasih sayang kepada orangtua.
Karena seorang pria akan menjadi imam terhadap keluarga barunya kelak, maka saat jomblo bisa di manfaatkan untuk memperdalam ilmu agama guna persiapan menuju pernikahan kelak. Bukan menghabiskan waktu sia-sia dengan berpacaran. Juga, saat jomblo bisa di gunakan untuk persiapan materi untuk menghidupi keluarga barunya. Bukan malah menghambur-hamburkan uang untuk wanita yang belum tentu menjadi jodohnya.
Jangan merasa tidak pede ketika memilih jomblo sebelum menikah. Toh, kita sekarang berada pada jalur yang tepat. Justru mereka yang masih pacaran seharusnya malu, melanggar perintah Allah kok pede-pede saja.
Kita sebenarnya jauh lebih cerdas di banding mereka yang berpacaran. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menekuni hobi kita, melakukan hal-hal yang belum tentu bisa di lakukan ketika sudah menikah. Bukan tenggelam dalam problematika orang pacaran yang tidak jelas juntrungannya. Belum menikah saja sudah heboh dengan masalahnya, gimana jika sudah menikah.
Pacaran tidak menjamin kedua belah pihak saling mengenal pribadi masing-masing. Hanya kepalsuan yang terlihat, saling ingin terlihat baik.
Seorang pria sejati tidak akan menembak wanita untuk menjadi pacarnya. Kenapa ? karena hal itu menandakan seorang pria belum siap menerima tanggung jawab, hanya sekedar main-main saja. Jika memang dia pria sejati, dia akan langsung melamar wanita pilihannya untuk di jadikannya sebagai istri.
Serahkan saja kepada Allah masalah jodoh, biar Allah yang menunjukkan bagaimana ikhtiar yang harus kita lakukan. Karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik jalan, maka ikutilah jalan itu. Meskipun terlihat asing dan menimbulkan kontroversi, abaikan saja. Kita benar di hadapan Allah. Selanjutnya pasrahkan jodoh yang terbaik untuk kita kepada Allah.
Tak perlu takut tidak kebagian jodoh, karena tiap kita di ciptakan berpasang-pasangan. Berprasangka baik saja kepada Allah untuk di berikan pendamping yang shalihah. Karena yang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Itu janji Allah.
Allahua'lam
Friday, February 3, 2012
Akhlak Remaja dan Tantangan Berat di Masa Depan
Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik).
Gejala ini merupakan penyimpangan jauh dari budaya luhur turun temurun serta merta telah memunculkan berbagai bentuk kriminalitas, sadisme, krisis moral secara meluas.
Dunia pendidikan akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dikalangan pelajar dan mahasiswa, kecabulan pornografi tak terbendung, sebahagian cendekiawan berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’ syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), individualistik kebebasan salah arah lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan permissivesness dan anarkis.
Budaya sensate memuja nilai rasa pancaindera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya popular ke kota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai berkembang 1960), dan berkembang lagi US culture imperialisme (Uncle Sam Culture) dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael Jakson, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.
Prilaku sedemikian banyak melahirkan split personalities, pribadi yang terbelah too much science too little faith, lebih banyak ilmu dengan tipisnya kepercayaan keyakinan agama, berkembangnya paham nihilisme budaya senang lenang (culture contenment).
Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah, minuman keras, kecanduan ectasy (XTC), budak kokain dan morfin, kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-wide sing, dan sejenisnya. Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak menjadi “X-G” the loses generation dan tidak berani ikut serta di dalam perlombaan ombak gelombang samudera globalisasi.
Pada hakekatnya semua prilaku a-moral tersebut lahir karena lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa arus deras keluar dari alur budaya luhur bangsa. Kondisi seperti itu telah memberikan penilaian buruk terhadap dunia pendidikan pada umumnya.
Remaja akan menjadi aktor utama dalam pentas kesejagatan (millenium ketiga), karena itu generasi muda (remaja) harus dibina dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan di era globalisasi. Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya.
Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan himpunan institusi masyarakat yang memiliki kapasitas berkemampuan dalam mempersatukan seluruh potensi yang ada. Perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan remaja sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan kedepan.
Kecemasan atas penyimpangan prilaku kemunduran moral dan akhlak, kehilangan kendali para remaja, sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak. Ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya remaja. Saya tidak senang menggeneralisasi kenakalan remaja terjerumus ke dalam lembah dekadensi moral dan kenakalan remaja. Analisa realitas objektif menunjukkan bahwa tidak seluruhnya remaja rusak. Dengan berpikiran positif tidak pula harus ditunggu setelah semua remaja terpuruk kedalam lumpur a-moral barulah upaya perbaikannya dilaksanakan dengan intensif.
Kenakalan remaja lebih banyak disebabkan rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan. Kerusakan diperparah oleh hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan orang tua, luputnya tanggung jawab institusi lingkungan masyarakat, impotensi dikalangan pemangku adat, hilangnya wibawa ulama, bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis, dan profesi guru dilecehkan.
Pergeseran budaya dengan mengabaikan nilai-nilai agama atau pengamatan nilai-nilai tidak komprehensif dan sistematik, melahirkan tatanan hidup masyarakat pengidap penyakit sosial kronis dengan kegemaran berkorupsi. Aqidah umat memang sudah bertauhid namun akhlaknya tidak mencerminkan akhlak Islami, ekonominya bersistem Yahudi, muamalahnya tidak sesuai dengan muamalah yang diajarkan Islam, politiknya Machiavellis, budayanya hedonistik, materialistik dan sekularistik. Mengatasi penyakit kronis umat perlu gerakan jihad.
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. Ikutilah millah (agama) orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslimin dari dahulu (yakni sudah tertera didalam kitab-kitab suci yang telah diwahyukan sebelumnya), dan begitu juga di dalam Al Quran ini; supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas sumua manusia. Maka dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada tali Allah (artinya tetaplah menjalankan perintah-perintah Allah). Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.
Generasi muda Islam mesti tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, “yaitu orang-orang yang jika, kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Proses pembinaan umat dengan mengukuhkan kecintaan kepada negeri, memperkaya potensi percaya diri dan menjauhkan isolasi diri, dan memupuk kemandirian sesuai bimbingan agama, amar makruf nahi munkar.
Generasi ke depan wajib digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif dalam menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam, memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, istiqamah pada agama yang dianaut, teguh politik, kukuh ekonomi, melazimkan musyawarah dengan disiplin dan bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan. Bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan membukakan (melimpahkan) kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan dari bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).
Gejala ini merupakan penyimpangan jauh dari budaya luhur turun temurun serta merta telah memunculkan berbagai bentuk kriminalitas, sadisme, krisis moral secara meluas.
Dunia pendidikan akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dikalangan pelajar dan mahasiswa, kecabulan pornografi tak terbendung, sebahagian cendekiawan berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’ syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), individualistik kebebasan salah arah lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan permissivesness dan anarkis.
Budaya sensate memuja nilai rasa pancaindera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya popular ke kota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai berkembang 1960), dan berkembang lagi US culture imperialisme (Uncle Sam Culture) dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael Jakson, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.
Prilaku sedemikian banyak melahirkan split personalities, pribadi yang terbelah too much science too little faith, lebih banyak ilmu dengan tipisnya kepercayaan keyakinan agama, berkembangnya paham nihilisme budaya senang lenang (culture contenment).
Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah, minuman keras, kecanduan ectasy (XTC), budak kokain dan morfin, kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-wide sing, dan sejenisnya. Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak menjadi “X-G” the loses generation dan tidak berani ikut serta di dalam perlombaan ombak gelombang samudera globalisasi.
Pada hakekatnya semua prilaku a-moral tersebut lahir karena lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa arus deras keluar dari alur budaya luhur bangsa. Kondisi seperti itu telah memberikan penilaian buruk terhadap dunia pendidikan pada umumnya.
Remaja akan menjadi aktor utama dalam pentas kesejagatan (millenium ketiga), karena itu generasi muda (remaja) harus dibina dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan di era globalisasi. Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya.
Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan himpunan institusi masyarakat yang memiliki kapasitas berkemampuan dalam mempersatukan seluruh potensi yang ada. Perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan remaja sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan kedepan.
Kecemasan atas penyimpangan prilaku kemunduran moral dan akhlak, kehilangan kendali para remaja, sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak. Ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya remaja. Saya tidak senang menggeneralisasi kenakalan remaja terjerumus ke dalam lembah dekadensi moral dan kenakalan remaja. Analisa realitas objektif menunjukkan bahwa tidak seluruhnya remaja rusak. Dengan berpikiran positif tidak pula harus ditunggu setelah semua remaja terpuruk kedalam lumpur a-moral barulah upaya perbaikannya dilaksanakan dengan intensif.
Kenakalan remaja lebih banyak disebabkan rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan. Kerusakan diperparah oleh hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan orang tua, luputnya tanggung jawab institusi lingkungan masyarakat, impotensi dikalangan pemangku adat, hilangnya wibawa ulama, bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis, dan profesi guru dilecehkan.
Pergeseran budaya dengan mengabaikan nilai-nilai agama atau pengamatan nilai-nilai tidak komprehensif dan sistematik, melahirkan tatanan hidup masyarakat pengidap penyakit sosial kronis dengan kegemaran berkorupsi. Aqidah umat memang sudah bertauhid namun akhlaknya tidak mencerminkan akhlak Islami, ekonominya bersistem Yahudi, muamalahnya tidak sesuai dengan muamalah yang diajarkan Islam, politiknya Machiavellis, budayanya hedonistik, materialistik dan sekularistik. Mengatasi penyakit kronis umat perlu gerakan jihad.
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. Ikutilah millah (agama) orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslimin dari dahulu (yakni sudah tertera didalam kitab-kitab suci yang telah diwahyukan sebelumnya), dan begitu juga di dalam Al Quran ini; supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas sumua manusia. Maka dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada tali Allah (artinya tetaplah menjalankan perintah-perintah Allah). Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.
Generasi muda Islam mesti tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, “yaitu orang-orang yang jika, kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Proses pembinaan umat dengan mengukuhkan kecintaan kepada negeri, memperkaya potensi percaya diri dan menjauhkan isolasi diri, dan memupuk kemandirian sesuai bimbingan agama, amar makruf nahi munkar.
Generasi ke depan wajib digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif dalam menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam, memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, istiqamah pada agama yang dianaut, teguh politik, kukuh ekonomi, melazimkan musyawarah dengan disiplin dan bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan. Bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan membukakan (melimpahkan) kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan dari bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).
Thursday, February 2, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)