Perhatian, adalah sebuah cara yang sangat efektif untuk menjebol dinding hati yang terkunci rapat.Sedikit bahasa iba dan kasihan dipoles dengan rasa memelas yang mengenaskan, cukup menjadi bumbu yang sangat jitu untuk melunakkan kerasnya hati sang akhwat. Awalnya mungkin saja timbul penolakan. Atas nama sikap militansi, semuanya kudu dipertahankan. Jaga image, dan segala kehormatan diri, tak mudah luruh meski diserbu aneka jurus penakluk cinta. Wajah yang dingin cenderung ketus, suara yang datar cenderung kasar, dan sikap yang berlebihan, akhirnya tergerus oleh perhatian sang ikhwan yang sangat sakti melenakan.
Siapa yang akan tahan denga suara perwira yang lembut nan berwibawa. Siapa juga yang akan tahan dengan pesona kelelakian yangnampak di setiap tutur kata dan pembawaan. Di saat hati rapuh, maka saatnya untuk luluh, terengkuh dahsyatnya tipu muslihat yang ampuh.
Segala ayat al-Qur’an dijadikan hujjah pelengkap, hadits-hadist pun tak luput dari incaran untuk membuat rayuan yang lebih natural, alami, dan terkesan “nyunah”. Bahasa yang penuh logika pengembangan, rumus-rumus asal, dan bunyi-bunyi rima yang melambungkan asa siapa pun wanita di dunia ini pasti takluk mendengarnya.
Bermain Puisi
Tiba-tiba mereka menjadi pujangga yang bermain kata-kata, meluncur lancar dari mulutnya. Otaknya mendadak cerdas memilih kata romantis sokpuitis meski kadang memang terdengar narsis.
Segala puisi dibaca dan dikutip dari sumbernya, dikirim dengan frekuensi sesering mungkin ke nomor hape tujuan. Siapa lagi kalau bukan sang akhwat yang diincar sejak awal. SMS pun berbalas dengan penuh harap dan cemas. Tangan terasa gatal, menari-nari du atas tuts hape yang sudah usang. Angka dan hurufnya sudah hilang, tersapu keringat sang ikhwan yang lebih suka SMS daripada menelepon kekasih idaman.
Janji Menikahi
Ini mungkin termasuk yang paling sering terdengar. Belum juga ada lamaran apapun, tiba-tiba seorang ikhwan dengan sangat enteng berjanji akan menikahi. Setelah semuanya lulus, setelah kuliah selesai, dan setelah dia mendapatkan pekerjaaan.
Maka menunggulah sang akhwat denga penuh harap.Hari demi hari, minggu demi minggu, dan pekan demi pekan dilalui. Dalam dadanya ada sebuah keinginan mendalam datanganya hari bahagia. Berdampingan di kamar pengantin nan megah dan indah. Sungguhlah berkesan. Tapi sayang, dia hanya mendapati janji sang ikhwan. Harapannya pupus dan kandas di tengah jalan. Janji itu menguap berita yang tak ada kabar.
Jago Bila Merayu
Ada ribuan bualan yang memenuhi mulut sang ikhwan. Terkadang malah sengaja mencari bacaan dari majalah wanita untuk mencari tahu seperti apakah sosok wanita itu. Saking gegap gempitanya merayu, ayat-ayat dan hadits nabi pun bisa menjadi bahan penyedap rayuan demi menaklukkan hati sang akhwat.
Kalau yang dirayu wanita biasa-biasa saja, dan bukan akhwat, mungkin setangkai mawar, puisi yang indah dan segepok cokelat bisa menjadi modal. Tapi kalau yang dirayu adalah akhwat, mungkin bisa jadi beda barang yang digunakan. Puisi diambilkan dari kata bijak para ulama, hadits tentang cinta dan sayang, menjalin ukhuwah dan silaturahmi. Sedangkan cokelat dan bunga bisa diganti dengan tasbih dan mukenah.
Maksa banget!
No comments:
Post a Comment