Friday, September 13, 2013

Coretan 13 September...

Terkadang sugesti anak kecil bisa membunuh kerasnya hati seseorang. Kenapa bisa demikian? Mungkin kita juga pernah melihat contoh seperti demikian. Misalnya seorang ayah yang sehari-hari gak shalat, tetapi anaknya belajar shalat di sekolah atau madrasah. Saat anaknya bertanya, bisa jadi hatinya telah terbuka "Ayah gak shalat?" JLEBB..!!!!

Seberapa pun kerasnya hati pasti suatu saat luluh juga. Pernah seorang preman pasar yang ditakuti orang-orang bisa menangis saat mendengar sebuah lagu batak (ntah judulnya apa, saya lupa :-) ). Tetapi memang lagunya lagu sedih. Kami mau tertawa saat itu, lucu melihat seseorang yg gak pernah tersenyum bisa menangis gara-gara sebuah lagu, tapi gak berani tertawa karena takut dipukul. Hehehe

Atau saat pertama bertemu si kecil Andre. Pertama dia melihat seperti ketakutan melihat saya, "Bu, Om ini siapa?"
Tantenya (teman saya, ponakannya selalu manggil "ibu" ama tantenya) menjawab: "Ini Om Ustadz"
"Hah??!!!", sejak kapan saya jadi ustadz? dari kecil sampai jenggotan gini saya selalu di sekolah formal, malah cenderung bandel, belajar agama jg bukan di pesantren, hanya dari internet & ustadz-ustadz yang saya temui di Mesjid. Hanya karena jenggot saya sehingga dipanggil ustadz.
Makin lemas lagi saat Andre bilang "Bu, ntar kalau besar Andre mau jd Ustadz seperti Om ini"
spechless... merokok pun saya tak berani di depan Andre.\

Tetapi anak kecil tetaplah anak kecil, dengan segala tingkah laku & keluguan mereka. Kita yang dewasa ini yang harusnya bisa membimbing mereka agar tidak terlarut dalam trend dunia yang makin parah, karena mungkin kita tidak sadar, kalau kita pun bisa mengambil pelajaran dari mereka. Disamping kita juga harus memberi contoh yang baik kepada mereka. Tentunya sesuai dengan ajaran agama islam. Jangan penuhi hati & pikiran mereka dengan standar duniawi.
Saat mereka besar nanti, mereka akan pahami dunia, tetapi fondasi agama yang kuat akan menyelamatkan mereka.

Teringat zaman kost dulu, seorang anak kecil ditanya cita-citanya apa?
"ingin jadi sahabat..!!!"
Lugas & tegas.
Sungguh orangtua-nya sudah mendidik-nya dengan baik.

Apakah kelak kita akan seperti itu juga?
Mari kita renungkan wahai sahabat, buka hati kita, sejenak tutup telinga dari cercaan dunia, tutup mata dari pandangan sinis dunia.
Letakkan dunia di tanganmu, bukan di hatimu.


No comments:

Post a Comment